Foto Bisnis
REUTERS/Claudia Morales - detikFinance
Jumat, 11 Apr 2025 23:00 WIB
Jakarta - Para tukang daging berkumpul di ibu kota Bolivia untuk memprotes kenaikan harga yang telah berdampak buruk pada keuntungan. Polisi dilempar tanduk sapi.
Para tukang daging berkumpul pada hari Kamis (10/4) di ibu kota Bolivia untuk memprotes kenaikan harga yang telah berdampak buruk pada keuntungan mereka dan membuat keluarga-keluarga kesulitan membeli daging.
Anggota Konfederasi Pekerja Daging Nasional Bolivia berbaris di La Paz, memprotes inflasi dan menuntut pertemuan dengan Presiden Luis Arce. Para pengunjuk rasa menolak undangan untuk bertemu dengan pejabat lain, mengkritik Menteri Pedesaan dan Pembangunan Lahan, Yamil Flores, atas pernyataannya yang mengklaim bahwa mereka memperoleh keuntungan hingga 20 boliviano, demikian dilaporkan media Bolivia.
Menurut Institut Statistik Nasional, inflasi pada bulan Maret mencapai 1,71% di Bolivia, dengan tingkat inflasi kumulatif sebesar 5% pada kuartal pertama.
Pada bulan Februari, pemerintah Bolivia menghentikan ekspor daging untuk mengekang kenaikan harga, karena harga satu kilo daging sapi telah melonjak hingga 60 bolivianos (sekitar 8,5 dolar AS), menurut laporan media. Namun, para pengunjuk rasa memasukkan dalam daftar tuntutan mereka perpanjangan penangguhan selama dua atau tiga tahun dan mendesak tindakan untuk memerangi penyelundupan ke negara-negara tetangga.
Polisi setempat pun menjadi sasaran kemarahan massa demo. La Paz juga mengalami blokade jalan pada hari Kamis karena pemogokan pengemudi angkutan umum, karena pemerintah setempat berencana untuk membatalkan kenaikan tarif angkutan yang telah dinegosiasikan dan disetujui pada bulan Februari, menurut laporan media.