DPR Jepang Terima Perubahan Perjanjian Dagang dengan RI

Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Muto Yoji di Tokyo, Jepang pada Kamis (8/5) kemarin. Dalam kesempatan itu, kedua negara membahas upaya peningkatan perdagangan dan investasi.

Salah satu yang menjadi perhatian utama adalah penyelesaian Protokol Perubahan Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Di mana saat ini Badan Legislatif Nasional Jepang dikatakan sudah menerima perubahan perjanjian dagang kedua negara itu.

"Dalam kunjungan ke Jepang ini, kemarin saya sempat bertemu dengan Menteri Ekonomi dan Perdagangan dan Industri Jepang, Bapak Muto Yoji dan disepakati penguatan kerja sama dan juga didorong ratifikasi IJEPA," kata Airlangga dalam konferensi pers di KBRI Tokyo yang disiarkan secara daring, Jumat (9/5/2025).

"Jadi amandemen daripada kerja sama Indonesia-Jepang, parlemen Jepang sudah meratifikasi (IJEPA) dan targetnya di Indonesia diselesaikan di semester dua," terangnya lagi.

Lebih lanjut di sela-sela kunjungan kerja untuk menerima penghargaan dari Kaisar Jepang, Airlangga mengatakan dirinya juga sempat bertemu dengan Kakinoki Masumi selaku Chair for Indonesia-Japan Committee in Keidanren. Kemudian disusul pertemuan dengan Ken Kobayashi selaku President of the Japan Chamber of Commerce and Industry (JCCI) dan the Tokyo Chamber of Commerce and Industry.

"Keidanren ini beranggotakan 1.542 perwakilan usaha, 106 asosiasi, dan juga mewakili daripada pemerintah daerah atau prefektur di Jepang. Mereka menyampaikan aspirasi dan mengapresiasi terkait dengan aksesi Indonesia di OECD dan di CPTPP," terangnya.

Saya ketemu dengan Ken Kobayashi selaku Presiden Chambers JCCI dan dalam pertemuan kemarin selain membahas mengenai AZEC, juga dibahas terkait dengan kondisi geopolitik yang para pengusaha di Jepang juga sama-sama mempunyai keprihatinan terhadap disrupsi perekonomian yang sekarang ini sedang terjadi," sambung Airlangga.

Menurut Airlangga pertemuannya dengan Menteri Ekonomi hingga perwakilan para pengusaha Jepang ini menjadi penting mengingat hingga akhir tahun 2024, perdagangan Indonesia dengan Jepang mencatatkan total volume perdagangan sebesar US$ 35,6 miliar.

Dari jumlah tersebut, ekspor Indonesia ke Jepang tercatat sebesar USD20,7 miliar, sementara impor Indonesia dari Jepang mencapai USD14,9 miliar. Ini mencatatkan surplus neraca perdagangan bagi Indonesia sebesar USD5,7 miliar.

"Indonesia sendiri merasa bahwa Jepang adalah salah satu investor besar dan juga trade Indonesia dan Jepang itu terus meningkat, dan pesan tentunya kita harus melanjutkan kerja sama yang ada di tengah ketidakpastian ini. Jepang sendiri berkomitmen untuk terus berinvestasi dan membantu untuk bertukar pikiran terkait dengan kondisi geopolitik," pungkasnya.

Sebagai tambahan informasi, kunjungan kerja Airangga ke Jepang ini utamanya dilakukan karena dirinya bersama mantan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menerima penghargaan bintang jasa dari pemerintah Jepang. Penghargaan bintang jasa tersebut diberikan langsung oleh Kaisar Jepang Naruhito hari ini, Jumat (9/5).

Bintang jasa berupa The Order of the Rising Sun, Gold and Silver Star tersebut diberikan atas kontribusi kedua tokoh dalam bidang ekonomi dan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang. Namun di sela-sela kegiatan untuk menerima penghargaan ini Airlangga turut menemui sejumlah tokoh perekonomian di Jepang untuk meningkatkan kerja sama antar kedua negara.

"Hari ini untuk menerima penganugerahan The Order of the Rising Sun, Gold and Silver Star yang diberikan oleh pemerintah Jepang terkait dengan kontribusi selama ini untuk memperkuat hubungan antara Jepang dan Indonesia," paparnya.

"Tentu kami mengapresiasi dukungan pemerintah dan stakeholder Jepang dalam berbagai kerja sama dengan Indonesia terutama sejak 2016 sampai 2019. Pada saat itu saya sebagai Menteri Perindustrian, kemudian menjadi Menko Perekonomian," pungkas Airlangga.

(igo/fdl)