Jakarta -
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) buka suara tentang keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunda penerapan tarif impor resiprokal untuk negara-negara mitranya, termasuk Indonesia. Indonesia sendiri sebelumnya terkena tarif 32%.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara enggan berkomentar banyak saat ditanya menyangkut kebijakan terbaru AS ini. Namun menurutnya, Indonesia masih tetap harus waspada.
"Kita lihat gimana reaksi banyak pihak dari berbagai negara," kata Suahasil, ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta Pusat, Kamis (10/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trump menunda penerapan kebijakan tarif impor baru tersebut selama 90 hari. Sedangkan dalam rencana awalnya, kebijakan tersebut seharusnya diterapkan mulai Rabu (9/4) kemarin.
Tidak lama setelah Trump mengumumkan kebijakan tarif tersebut, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 9,19% ke posisi 5.912,06 pada pembukaan perdagangan Selasa (8/4/2025). Bahkan, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga sempat melakukan trading halt atau penghentian sementara perdagangan pasar.
Meski demikian, kini IHSG kembali bangkit. Pada pembukaan perdagangan pagi ono nilainya melesat 5,1% ke posisi 6.273. Menurut Suahasil, hal ini menjadi pertanda baik atas perkembangan ekonomi RI.
"(Saham rebound pagi ini pertanda bagus) iya," ujarnya.
Sebagai informasi, Trump telah mengumumkan penundaan alias jeda tiga bulan penuh atau sekitar 90 hari pada semua tarif impor tinggi yang ditetapkan kepada berbagai negara, tak terkecuali Indonesia yang terkena tarif 32%.
Namun hal ini tidak berlaku bagi China. Tarif China akan dinaikkan menjadi 125%, dari 104% setelah China mengumumkan tarif pembalasan tambahan terhadap AS pada Rabu pagi. Yang jelas kini semua negara selain China yang dikenakan tarif impor oleh Trump akan mengalami penurunan ke tarif universal sebesar 10%.
"Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan China kepada Pasar Dunia, dengan ini saya menaikkan tarif yang dibebankan ke China oleh Amerika Serikat menjadi 125%, berlaku segera," kata Trump dalam unggahan media sosialnya dikutip dari CNN, Kamis (10/4).
"Pada suatu saat, mudah-mudahan dalam waktu dekat, China akan menyadari bahwa hari-hari menipu AS dan negara-negara lain tidak lagi berkelanjutan atau dapat diterima," tulisnya menambahkan.
Selain China, Meksiko dan Kanada juga akan mendapatkan penanganan khusus. Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan barang yang berasal dari kedua negara itu akan tetap dikenakan tarif 25%, kecuali jika mereka mematuhi Perjanjian AS-Meksiko-Kanada. Namun, itu tidak berlaku untuk tarif khusus sektor yang telah diberlakukan Trump.
Trump menilai tarif tinggi sebetulnya tetap akan berlaku. Penundaan tarif dilakukan karena banyak negara memiliki niat baik untuk berunding dengan AS.
(acd/acd)