Bamsoet Ingatkan Dunia Usaha Waspadai Risiko yang Terus Berkembang

7 hours ago 2

Jakarta -

Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Politik dan Keamanan KADIN Indonesia Bambang Soesatyo (Bamsoet) menuturkan di tengah gejolak ekonomi global, perubahan regulasi, dan kemajuan teknologi yang sangat pesat, dunia usaha menghadapi risiko multidimensi. Mulai dari serangan siber hingga ketegangan geopolitik.

Karenanya, perusahaan tidak hanya dituntut untuk bertahan, tetapi juga harus beradaptasi secara proaktif. Implementasi sistem mitigasi risiko yang konkret dan matang menjadi sangat penting.

Bamsoet juga mengatakan mitigasi risiko bukan sekadar tindakan pencegahan, tetapi merupakan salah satu kunci sukses perusahaan dalam dunia usaha yang semakin kompleks. Menurutnya, perusahaan yang memiliki sistem mitigasi risiko yang kuat dapat beroperasi dengan lebih efisien di tengah tantangan yang terus berubah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tanpa strategi yang tepat, risiko yang tidak dikelola dapat berujung pada krisis yang merugikan, baik secara finansial maupun reputasi perusahaan," ujarBamsoet dalam keterangan tertulis, Jumat (9/5/2025).

Mitigasi risiko adalah serangkaian pendekatan dan tindakan yang bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai, mengurangi, dan mengelola potensi risiko yang mungkin akan muncul. Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat menghadapi berbagai ancaman dengan lebih baik dan meminimalkan dampak yang mungkin terjadi.

Hal tersebut disampaikan Bamsoet saat menghadiri Rapat KADIN Indonesia Bidang Ketahanan Nasional dan Mitigasi Risiko di Jakarta. Selain Bamsoet, rapat ini dihadiri oleh Wakil Ketua Umum Bidang Ketahanan Nasional dan Mitigasi Risiko KADIN Indonesia Reginal FM Engelen serta para anggota bidang.

Anggota DPR RI ini juga menjelaskan, mitigasi risiko merupakan bagian integral dari manajemen risiko yang lebih luas. Risiko dapat berasal dari berbagai sumber, baik internal maupun eksternal. Dari internal, misalnya, masalah dalam aspek operasional seperti kualitas produk, efisiensi proses, hingga sumber daya manusia. Sedangkan risiko eksternal bisa meliputi faktor ekonomi, lingkungan hukum, hingga persaingan pasar yang semakin ketat.

"Dengan adanya mitigasi risiko, perusahaan dapat merencanakan tindakan-tindakan proaktif yang membantu mereka untuk tetap pada jalur yang benar meskipun menghadapi situasi tidak pasti. Perusahaan yang menerapkan strategi mitigasi risiko yang baik diyakini memiliki peluang keberhasilan 30% lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki strategi mitigasi risiko," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini memaparkan, membangun sistem mitigasi risiko yang efektif memerlukan pendekatan yang sistematis. Pertama, perusahaan harus melakukan identifikasi risiko secara menyeluruh. Ini dapat dilakukan melalui analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) dan teknik brainstorming untuk menggali berbagai potensi ancaman. Setelah itu, perusahaan harus melakukan penilaian risiko untuk menentukan seberapa besar dampak dan kemungkinan terjadinya masing-masing risiko.

"Langkah selanjutnya adalah merancang strategi mitigasi yang sesuai, seperti diversifikasi produk, penguatan sistem IT, hingga pelatihan karyawan. Perusahaan juga harus secara rutin mengevaluasi dan memperbarui rencana mitigasi mereka, agar tetap relevan dengan kondisi pasar dan perubahan lingkungan yang terjadi," pungkas Bamsoet.

Simak juga "Mensesneg Ingin Buruh Bersatu Hadapi Gejolak Ekonomi Dunia" di sini:

(akn/ega)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |