Jakarta -
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan jumlah impor produk liquefied petroleum gas (LPG) dari Amerika Serikat (AS) sebanyak 54% dari total pengadaan impor dalam negeri. Sisanya LPG diimpor dari Singapura, Afrika, Amerika Latin dan kawasan Timur Tengah.
"Nah, khususnya di sektor ESDM, memang 54 persen impor kita LPG itu dari Amerika," kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, dikutip Kamis (10/4/2025).
Bahlil mengatakan Pemerintah Indonesia berencana untuk meningkatkan jumlah impor produk LPG dari AS. Ia mengatakan langkah ini diambil sebagai respon kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menerapkan tarif timbal balik (reciprocal tariff) sebesar 32% terhadap Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahlil bilang, berdasarkan data BPS, surplus neraca perdagangan Indonesia terhadap AS yang mencapai US$ 14-15 miliar.
"Maka kita diperintahkan oleh Presiden untuk melihat potensi-potensi apa saja yang bisa kita beli barang dari Amerika," kata Bahlil.
Bahlil menambahkan, penambahan jumlah impor LPG dari AS tidak akan menyetop pasokan impor dari Singapura, Afrika, dan Amerika Latin.
"(Impor) dari negara lain tidak distop juga, volumenya yang mungkin dikurangi," katanya.
Ia mengatakan, dalam perhitungan ulang tersebut juga bakal menghitung nilai ekonominya. "Jadi saya pikir semua ada cara untuk kita menghitung, dalam bisnis kan yang penting adalah produk yang diterima di negara kita adalah dengan harga yang kompetitif," tambahnya.
Ia pun menjelaskan, saat ini, penghitungan impor di sektor energi dari AS masih difokuskan pada LPG dan minyak. Untuk minyak, porsi impor dari AS sebanyak 4%. Sementara untuk komoditas lain seperti LNG dan sektor BBM belum masuk perhitungan. Hal ini lantaran belum adanya kebutuhan yang mendesak.
"Sampai dengan hari ini yang kami hitung adalah LPG dan minyak sementara komoditas lainnya di sektor BBM itu belum kami menghitung karena belum ada kebutuhan juga," katanya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pemerintah Indonesia bakal meningkatkan impor produk liquefied petroleum gas (LPG) dan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) dari Amerika Serikat (AS).
Airlangga mengatakan langkah ini merupakan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto sebagai respon kebijakan Presiden AS Donald Trump yang menerapkan tarif timbal balik sebesar 32% terhadap Indonesia.
"Dengan pembicaraan Menteri ESDM juga arahan Pak Presiden kita juga disiapkan untuk membeli LPG dan LNG peningkatan dari Amerika," kata Airlangga dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia, di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4).
Airlangga menambah peningkatan jumlah impor LPG dan LNG dari AS tidak bakal menambah volume impor, hanya mengalihkan impor LPG dan LNG dari negara lain ke AS.
"Tetapi ini tidak menambah, tetapi realokasi pembelian, switch jadi tidak mengganggu APBN," katanya.
(rrd/rrd)