Proses konsolidasi BUMN di sektor infrastruktur akan dimulai dengan inbreng saham Waskita Karya (WSKT) kepada Hutama Karya atau HK.
Proses konsolidasi BUMN di sektor infrastruktur akan dimulai dengan inbreng saham Waskita Karya (WSKT) kepada Hutama Karya atau HK.
IDXChannel - Proses konsolidasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor infrastruktur akan dimulai dengan inbreng saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) kepada PT Hutama Karya (Persero) atau HK. Langkah ini menjadikan HK sebagai induk usaha WSKT.
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, inbreng saham emiten konstruksi pelat merah ke HK merupakan tahap awal dari aksi perampingan tujuh perseroan karya menjadi tiga perusahaan saja.
Kini, Peraturan Pemerintah (PP) sebagai payung hukum inbreng saham kedua entitas tengah difinalisasi pemerintah. Tiko mengatakan, usai kedua entitas dilebur, aksi serupa difokuskan untuk BUMN karya lainnya.
Di mana, PT Nindya Karya (Persero) dan PT Brantas Abipraya (Persero) dilebur ke PT Adhi Karya (Persero) Tbk alias ADHI. Kemudian, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, atau WIKA dilebur ke PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PTPP.
"Kita mulai dulu dengan yang ini bukan merger ya, jadi kita inbrengkan, bukan merger. Jadi ini yang kita sedang selesaikan PP Waskita jadi anaknya HK, itu dulu," kata Kartika Wirjoatmodjo saat ditemui di Kementerian BUMN, dikutip Minggu (17/11/2024).
Pria yang kerap disapa Tiko ini mengungkapkan alasan Hutama Karya ditunjuk sebagai induk usaha karena punya kemampuan finansial dibandingkan Waskita Karya. Dengan kapasitas ini, HK bisa mendukung WSKT dari sisi cash flow atau saat mengerjakan proyek strategis nasional (PSN).