Kurs merupakan perbandingan nilai mata uang suatu negara dalam mata uang negara lain. Perubahan nilai tukar mata uang dapat berubah dipengaruhi beberapa faktor.
Bagaimana Nilai Tukar Mata Uang Berubah, Ini 5 Faktor yang Memengaruhinya. (Foto: MNC Media)
IDXChannel—Bagaimana nilai tukar mata uang berubah? Kurs merupakan perbandingan nilai mata uang suatu negara dalam mata uang negara lain. Perubahan nilai tukar mata uang dapat berubah dipengaruhi beberapa faktor.
Melansir OCBC NISP (6/3), ada dua kondisi perubahan nilai tukar, yaitu apresiasi dan depresiasi. Apresiasi terjadi ketika terjadi penambahan mata uang terhadap mata uang asing lain, yang disebabkan oleh daya tarik kuat antara permintaan dan penawaran.
Pada kondisi kurs terapresiasi, biaya ekspor menjadi mahal dan impor menjadi murah. Sebaliknya, depresiasi terjadi ketika terjadi penurunan nilai mata uang asing terhadap mata uang suatu negara.
Penjelasan sederhananya, apresiasi terjadi ketika permintaan mata uang lokal terhadap mata uang asing meningkat, atau banyak orang menukar mata uang asing dengan mata uang lokal.
Pada kondisi kurs terdepresiasi, kegiatan ekspor menjadi murah sementara impor menjadi mahal, karena mata uang lokal mengalami proses depresiasi terhadap mata uang asing. Atau orang lebih banyak menukar mata uang lokalnya dengan mata uang asing.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi perubahan nilai tukar mata uang. Melansir OCBC NISP dan sumber lainnya, berikut ini adalah penjelasan bagaimana nilai tukar mata uang berubah.
Bagaimana Nilai Tukar Mata Uang Berubah? Begini Faktor-Faktor yang Memengaruhinya
1. Neraca Perdagangan
Neraca perdagangan adalah selisih nilai ekspor dan impor di suatu negara dalam periode waktu tertentu. Jika ekspor lebih besar dibanding impor, maka neraca perdagangan berpotensi untuk surplus.
Sebaliknya, jika impor lebih besar dibanding ekspor maka neraca perdagangan berpotensi mencatatkan defisit. Kegiatan ekspor impor membutuhkan valuta asing sebagai alat pembayaran antara kedua belah pihak.
Jika suatu negara lebih banyak mengimpor, artinya negara tersebut mengeluarkan uang untuk membayar eksportir dengan mata uang dan mengakibatkan permintaan mata uang asing di negara tersebut meningkat. Sehingga kurs mata uang lokal terhadap mata uang asing pun juga naik.
2. Tingkat Inflasi
Inflasi juga dapat memengaruhi perubahan kurs, karena inflasi yang terlalu tinggi dapat menekan daya beli masyarakat, juga menunjukkan penurunan nilai mata uang lokal. Inflasi yang rendah memungkinkan permintaan barang yang tinggi, sehingga kegiatan ekspor dapat meningkat.
Sebaliknya, jika inflasi terlalu tinggi maka permintaan produk menurun karena daya beli masyarakat pun penurun, alhasil kegiatan ekspor pun menurun.
3. Suku Bunga
Jika suku bunga dalam negeri tinggi, maka investor akan tertarik untuk menanamkan modal. Arus modal asing di suatu negara dipengaruhi oleh perubahan tingka suku bunga di negara tersebut.
Kenaikan suku bunga memancing minat investor asing. Saat terjadi transaksi, bank mempertimbangkan perbedaan suku bunga di pasar modal nasional dan global, dan memilih untuk mendapatkan pinjaman murah dari pasar uang asing dengan tingkat bunga yang lebih rendah.
4. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan yang diberlakukan pemerintah dapat memengaruhi nilai tukar mata uang. Pemerintah suatu negara akan berupaya mengatasi nilai tukar, mengontrol perdagangan internasional agar seimbang, dan mengintervensi pasar uang.
5. Neraca Pembayaran
Nilai kurs juga dapat dipengaruhi neraca pembayaran. Neraca pembayaran adalah laporan yang mencatat seluruh transaksi ekonomi suatu negara dengan negara-negara lain dalam periode waktu tertentu.
Jika neraca pembayaran aktif, maka nilai mata uang lokal meningkat seiring peningkatan jumlah debitur asing berikut permintaannya terhadap mata uang lokal, dan sebaliknya.
Itulah penjelasan singkat tentang bagaimana nilai tukar mata uang berubah.
(Nadya Kurnia)