PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) adalah anak usaha dari PT Rukun Raharja Tbk (RAJA).
Saham RATU: Performa, Fundamental, dan Potensinya di Pasar Modal. (Foto: Raharja Energi Cepu)
IDXChannel—Artikel ini akan mengulas saham RATU berikut performa, fundamental, dan potensinya di pasar modal. PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) adalah anak usaha dari PT Rukun Raharja Tbk (RAJA).
Perusahaan ini menyelenggarakan penawaran saham perdana (Initial Public Offering) pada 8 Januari 2025 dengan melepas 543.010.800 lembar saham, atau 20 persen dari total saham terdaftar, di harga penawaran Rp1.150 per saham.
Dari penawaran perdana itu RATU berhasil menghimpun dana senilai Rp624,46 miliar. Berikut ini adalah rencana penggunaan dana IPO RATU:
- Rp157,36 miliar dipinjamkan kepada anak usaha yaitu PT Raharja Energi Tanjung Jabung untuk memenuhi kewajiban pembayaran cash call dari PetroChina International Jabung Ltd. dalam rangka pengelolaan Blok Jabung
- Rp34,96 miliar dipinjamkan kepada perusahaan asosiasi yaitu PT Petrogas Jatim Utama Cendana untuk pemenuhan kewajiban pembayaran cash call dari ExxonMobil Cepu Ltd.
- Sisa dana akan digunakan untuk modal kerja. Seperti renumerasi karyawan dan pengurus serta pengawas, termasuk direksi dan dewan komisaris, dan biaya-biaya operasional perseroan
Bagaimana performa, fundamental, dan potensi RATU di pasar modal?
Saham RATU: Performa, Fundamental, dan Potensi di Pasar Modal
PT Raharja Energi Cepu Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha Aktivitas Perusahaan Holding dengan aktivitas utama pada pengelolaan investasi di sektor minyak dan gas bumi.
Perusahaan ini menyediakan jasa konsultasi manajemen, bisnis, dan permodalan. RATU memiliki anak usaha yakni PT Raharja Energi Tanjung Jabung dan perusahaan asosiasi yakni PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC) yang bergerak di industri hulu migas.
RATU didirikan pada 16 Oktober 2006 dan saat ini memiliki investasi di dua blok migas, yakni Blok Cepu melalui perusahaan asosiasinya (PJUC) yang memiliki participating interest sebesar 2,24 persen.
Blok kedua adalah Blok Jabung, yang dikelola melalui anak usahanya yang notabene berhasil mengakuisisi participating interest sebesar 8 persen. Dengan investasi pada dua blok migas tersebut RATU berpotensi mengembangkan bisnis sekaligus turut serta berpartisipasi dalam pemenuhan energi nasional.
Pada Blok Cepu, terdapat proyek Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) yang diperkirakan memiliki tambahan minyak sebesar 42,92 MMBO lewat pengeboran tujuh sumur. Saat ini Banyu Urip berkontribusi sebesar 25 persen pada produksi migas nasional.
Sementara produksi Blok Jabung pada Januari-Juni 2024 rata-rata mencapai 52.000 BOEPD dan memiliki cadangan migas sebesar 292 MMBOE. Hal ini menempatkan RATU dalam posisi strategis untuk mendukung target produksi gas 12 BSCF pada 2030 yang dicanangkan pemerintah.
Melansir Ajaib Sekuritas (6/3), dari segi fundamentalnya, RATU mencatatkan kinerja positif pada 30 Juni 2024. Dengan pertumbuhan pendapatan bersih mencapai 142,78 persen, net profit margin 26,60 persen, ROA mencapai 14,69 persen, dan ROE mencapai 35,61 persen.
Mengindikasikan RATU mampu memaksimalkan sumber daya secara efisien untuk memperoleh laba positif. Selain itu, RATU memiliki rasio solvabilitas yang wajar dan sehat. Dilihat dari Debt to Equity Ratio sebesar 1,42x, Debt to Asset Ratio 0,59x, dan current ratio 1,99x.
Berdasarkan catatan Tim Riset IDXChannel, performa RATU setelah IPO terbilang impresif. Hingga 1 Februari 2025, harga saham RATU melonkak 613,04 persen sejak listing pada 8 Januari. Alias multibagger.
Hari ini saham RATU ditutup di harga Rp6.325 per saham, naik 5,86 persen dari perdagangan sehari sebelumnya, dan naik 340,77 persen secara year to date atau sejak pencatatan perdananya.
Itulah ulasan singkat tentang saham RATU berikut performa, fundamental, dan potensi di pasar modal.
(Nadya Kurnia)