Bos Industri Migas Global Bakal Kumpul di IPA Convex 2025, Ini yang Dibahas

1 day ago 9

Jakarta -

IPA Convex 2025 Pertemukan Pemimpin Industri Migas Global, Bahas Tantangan Geopolitik dan Peluang Ekonomi

Para pemimpin dari perusahaan energi global akan berdiskusi dalam acara Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention and Exhibition yang akan berlangsung pada 20-22 Mei 2025 di ICE BSD City. Dijadwalkan hadir dalam acara tersebut diantaranya pemimpin Perusahaan dari ExxonMobil, BP, Eni, Mubadala Energy, Petronas, dan Medco Energi.

Ketua IPA Convex 2025 Hariadi Budiman mengatakan, mereka akan membahas strategi dan peluang industri Minyak dan Gas (Migas) di tengah tantangan geopolitik dan fluktuasi ekonomi.

Ia mengatakan penyelenggaraan acara tersebut dilakukan lantaran sektor migas masih memiliki potensi yang besar. Ia mengatakan untuk bahan bakar fosil saja saat ini masih memenuhi sekitar 80% kebutuhan energi global.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Walaupun ada peningkatan sumber energi rendah karbon, tetapi permintaan energi global yang meningkat membuat tantangan emisi karbon terus berlanjut," kata Hariadi dalam keterangan tertulis, Kamis (17/4/2025).

Hariadi mengatakan, berdasarkan analisis Wood Mackenzie, transisi ke energi alternatif berlangsung lebih lambat dari perkiraan. Hal ini menandakan permintaan akan minyak dan gas kemungkinan akan tetap tinggi untuk waktu yang akan datang.

Dalam analisis tersebut juga dijelaskan lebih dari 85% modal pada tahun 2024 telah dialokasikan ke proyek minyak dan gas.

"Ini menunjukkan bahwa industri Migas masih fokus pada peluang yang menguntungkan," katanya.

Hariadi menambahkan, acara ini juga bertujuan untuk memperkuat ketahanan energi dan iklim investasi di Indonesia, sejalan dengan program Asta Cita dari Presiden RI, Prabowo Subianto.

Dalam acara diskusi itu juga akan membahas isu pengelolaan investasi energi global dengan tetap menyeimbangkan tujuan keberlanjutan dengan kinerja keuangan, dan mengembangkan portofolio energi yang progresif dan berkelanjutan.

Indonesia sendiri menyumbang sekitar 1,5-2% dari total belanja modal sektor hulu global atau sekitar US$ 7 miliar pada tahun 2025. Hariadi dengan acaea tersebut diharapkan akan meningkatkan kontribusinya dengan berjalannya waktu.

"Investor mencari sumber daya yang menawarkan biaya rendah, emisi rendah, risiko minim, dan siklus yang lebih pendek. Kestabilan regulasi dan kebijakan sangat penting untuk mendukung investasi-investasi ini," tambah Hariadi.

(rrd/rrd)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |