AHY Ungkap Kekacauan Besar Imbas Perang Dagang AS-China

1 day ago 3

Jakarta -

Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyoroti ketegangan perang dagang Amerika Serikat (AS) - China yang semakin memanas. Di mana, AS menetapkan tarif 145% untuk semua produk dari China, sementara China membalas dengan menerapkan tarif 125% untuk produk yang masuk ke negaranya.

AHY mengatakan perang dagang tersebut akan memberikan dampak yang besar bagi dibandingkan perang dagang yang terjadi dari 2018-2020. Ia mengatakan pada masa tersebut, berdasarkan data Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) dan Dana Moneter Internasional (IMF) telah mengakibatkan penurunan volume perdagangan dunia sebesar 3% dan menyumbang pada penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) global sekitar 0,8%.

"Saat ini, eskalasi baru yang dipicu kebijakan Trump berdampak lebih luas dan jauh lebih signifikan. Kenaikan tarif ini jelas akan berdampak baik ke pasar keuangan maupun sektor real. Dampaknya, resiko resesi global di tahun ini meningkat tajam," kata AHY dalam Panel Discussion The Yudhoyono Institute (TYI) di Grand Sahid Jakarta, Minggu (13/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AHY mengatakan, kebijakan sepihak AS untuk menetapkan tarif ke berbagai negara ini justru membawa dunia menuju dua arah yang ekstrem. Pertama, terjadinya perlawanan kolektif, di mana negara-negara akan menjauhi dominasi Amerika Serikat dan membangun global ekonomi baru.

Kedua, ia mengatakan, jika kebijakan ini terbukti efektif, maka dunia justru akan semakin tunduk pada satu kekuatan yang semakin hegemonik, yaitu Amerika Serikat.

"Apapun hasilnya, satu hal yang pasti, kita menghadapi risiko fragmentasi, bukan hanya secara ekonomi, tapi juga secara politik dan keamanan. Aliansi baru akan terbentuk, polarisasi akan semakin tajam, konflik lama berpotensi membesar dengan negara-negara besar saling berebut pengaruh. Asia Pasifik, termasuk kita, akan menjadi panggung utama dinamika ini," katanya.

Lebih lanjut, AHY mengatakan penetapan tarif 32% dari AS ke Indonesia juga akan berdampak langsung terhadap daya saing ekspor Indonesia. Meskipun tarif ini masih ditangguhkan oleh Presiden AS Donal Trump.

"Indonesia sendiri terdampak langsung. Tarif impor 32 persen bukan antara yang kecil, walaupun saat ini masih ditanggungkan," katanya.

(kil/kil)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |