Saham emiten properti PT Pantai Indah Kapuk Dua (PANI) turun tajam pada perdagangan Jumat (15/11/2024), melanjutkan penurunan sejak tengah pekan ini.
Saham PANI Jatuh 3 Hari Beruntun, Target Penurunan ke Level Berapa? (Foto: Freepik)
IDXChannel – Saham emiten properti PT Pantai Indah Kapuk Dua (PANI) turun tajam pada perdagangan Jumat (15/11/2024), melanjutkan penurunan sejak tengah pekan ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 10.56 WIB, saham PANI melemah 5,76 persen ke Rp13.900 per saham.
Sebelumnya, pada sekitar pukul 10.05 WIB, saham PANI bahkan sempat jatuh ke level Rp13.075 per saham.
Nilai transaksi tercatat mencapai Rp309,4 miliar dan volume perdagangan 22,11 juta saham
Dengan ini, saham emiten yang dimiliki konglomerat Aguan dan Grup Salim tersebut sudah melemah 3 hari berturut-turut.
Dalam sepekan, saham PANI merosot 15,92 persen dan dalam sebulan minus 1,05 persen.
Namun, sejak awal tahun (YtD), saham ini melonjak 188 persen.
Menurut pengamat pasar modal Michael Yeoh, saat dihubungi IDXChannel.com, Jumat (15/11), saham PANI telah menunjukkan tanda-tanda pembalikan tren jangka pendek.
Michael menjelaskan, menggunakan teori Elliot Wave, “PANI sudah patah trend kecil di atas, mengindikasikan pucuk dari wave (gelombang) 5.”
Saat ini, kata Michael, PANI memasuki fase korektif dengan pola wave A-B-C, di mana proyeksi level wave C berada di sekitar Fibonacci 61,8 persen, yakni di kisaran Rp10.000.
Sementara, masih mengikuti penjelasan Michael, support kuat tedekat untuk PANI berada di level Rp12.100, di titik konsolidasi sebelum lonjakan harga berupa breakout sebelumnya.
Jika fase korektif ini berhasil diselesaikan, menurut Yeoh, saham dengan katalis solid biasanya memiliki peluang besar untuk melanjutkan tren penguatannya.
“Setelah pergerakan A-B-C, biasanya saham yang masih memiliki katalis kuat akan melanjutkan kenaikan kembali,” kata Michael.
Informasi saja, dalam khazanah analisis teknikal, Teori Elliott Wave membantu memprediksi pergerakan harga dengan pola gelombang berurutan yang terbagi dalam dua fase.
Kedua fase tersebut, yakni fase impulsif (gelombang 1-2-3-4-5) yang searah tren utama, dan fase korektif (gelombang A-B-C) yang melawan tren.
Pola ini kerap digunakan untuk memetakan titik balik harga, terutama saat dikombinasikan dengan Fibonacci retracement.
Sebelumnya, PANI mencatatkan laba bersih sebesar Rp487 miliar hingga kuartal III-2024. Angka itu melesat 92 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp254 miliar.
Dalam laporan keuangan yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (30/10/2024), peningkatan laba bersih tersebut berasal dari kenaikan pendapatan PANI sebesar 21 persen dari Rp1,73 triliun menjadi Rp2,09 triliun.
Tim Riset Stockbit Sekuritas menyatakan, kinerja positif PANI pada periode ini didorong pertumbuhan pendapatan, ekspansi margin laba kotor, dan beban operasional yang tetap efisien.
Sementara itu, pendapatan pada kuartal III tahun ini dari recognition proyek properti tumbuh 92 persen, dengan margin laba kotor naik ke level 59,4 persen.
“Hal ini membuat laba usaha pada kuartal III tahun 2024 tumbuh kuat menjadi Rp360 miliar, sehingga laba usaha selama sembilan bulan mencapai Rp934 miliar,” katanya.
Sejalan dengan pertumbuhan kinerja, PANI juga mengantongi pra-penjualan (marketing sales) sebesar Rp4,7 triliun di sembilan bulan pertama tahun 2024. Angka itu setara 78 persen dari target yang dipatok perseroan sebesar Rp6 triliun. Adapun, raihan ini tumbuh sebesar 168 persen dari periode yang sama tahun lalu.
“Menyusul hasil positif tersebut, manajemen PANI merevisi naik target marketing sales 2024 sebesar 9 persen dari Rp5,5 triliun menjadi Rp6 triliun,” katanya.
Secara rinci, segmen kavling komersial mencatatkan marketing sales sebesar Rp2 triliun, naik sebesar 199 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023. Kemudian, segmen residensial mencatatkan marketing sales sebesar Rp1,7 triliun, atau melesat 479 persen.
Terakhir, segmen produk komersial mencatatkan marketing sales sebesar Rp1 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan 28 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.