Harga CPO Rebound, Akhiri Pelemahan 3 Hari Beruntun

4 hours ago 1

Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) menguat pada Jumat (15/11/2024).

 Freepik)

Harga CPO Rebound, Akhiri Pelemahan 3 Hari Beruntun. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) menguat pada Jumat (15/11/2024), seiring pasar mencerna laporan Parlemen Eropa sedang mempertimbangkan untuk melonggarkan larangan impor komoditas yang terkait deforestasi, termasuk kedelai.

Parlemen Eropa juga dilaporkan menyetujui penundaan satu tahun penerapan aturan tersebut.

Berdasarkan data pasar, hingga pukul 15.31 WIB, kontrak berjangka (futures) CPO di Bursa Malaysia Derivatives rebound 1,51 persen ke MYR5.038 per ton, setelah terkoreksi 3 hari berturut-turut.

Harga CPO juga terdorong oleh terbatasnya pasokan di Malaysia, rendahnya stok, dan peningkatan konsumsi domestik.

Namun, meski mengalami kenaikan, kontrak ini masih mencatat penurunan mingguan pertama dalam empat minggu terakhir, melemah sekitar 2,5 persen akibat indikasi ekspor yang lebih rendah pada November.

Data dari surveyor kargo menunjukkan ekspor produk minyak sawit Malaysia turun 14,6 persen hingga 15,8 persen dalam sepuluh hari pertama bulan ini dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya. 

Sementara itu, kekhawatiran tumbuh terkait kemungkinan perubahan kebijakan biofuel di Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintahan baru Donald Trump, yang berpotensi mengurangi penggunaan minyak sawit untuk produksi biodiesel. 

Kebijakan Biodiesel Indonesia

Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto menyatakan pada 7 November lalu, bahwa ia yakin produksi minyak sawit dapat ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan energi domestik yang terus naik, seiring rencana perluasan campuran wajib biodiesel.

Pemerintah Indonesia berencana meningkatkan campuran biodiesel berbasis minyak sawit dari 35 persen saat ini menjadi 40 persen (B40) pada 2025, dan diproyeksikan untuk terus bertambah. 

"Kebijakan biodiesel Indonesia bertujuan mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil, menciptakan campuran energi yang lebih berkelanjutan, dan mendukung industri minyak sawit," ujar Airlangga Hartarto dalam Konferensi Minyak Sawit Indonesia, seperti dilaporkan Reuters. 

Rencana dari Indonesia, yang notabene eksportir terbesar minyak nabati ini, telah mendorong harga minyak sawit global karena pengiriman ke luar negeri diprediksi menurun di tengah ekspektasi produksi yang lesu.

Menurut Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), pelaksanaan mandat B40 dapat meningkatkan penggunaan minyak sawit untuk energi menjadi 13,9 juta ton pada 2025, dari estimasi 11 juta ton yang dibutuhkan tahun ini dengan campuran B35.

Pemerintah juga berencana meningkatkan campuran biodiesel menjadi 50 persen pada 2028.

Selain itu, Direktur di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Edi Wibowo menambahkan, kementeriannya sedang mengkaji mandat campuran 1 persen untuk bahan bakar jet pada 2027 dalam konferensi yang sama.  (Aldo Fernando)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |