CT Beberkan Dampak Tarif Trump ke Ekonomi RI

1 day ago 2

Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menetapkan tarif tinggi terhadap barang impor yang asal Indonesia sebesar 34%. Kebijakan ini memiliki dampak secara tidak langsung bagi ekonomi RI.

Founder & Chairman CT Corp Chairul Tanjung mengatakan, dampak perang tarif dapat menggerus investasi di Indonesia. Mulanya, pria yang akrab disapa CT itu menyebut perang dagang dapat memicu rontoknya sejumlah harga komoditas seiring melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia.

"Kalau ekonom tumbuhnya turun,demandnya pasti turun, permintaannya pasti turun. Kalau permintaan turun, harga-harga komoditas kita, baik hard commodity maupun soft commodity, itu juga akan turun," kata CT dalam acara The Yudhoyono Institute 'Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan dan Ekonomi Global' di Ballroom Grand Sahid Jaya, Minggu (13/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, penurunan harga komoditas impor telah terjadi pada minyak hingga timah. Sementara saat ini, CT menyebut pertumbuhan ekonomi RI sangat bergantung pada harga komoditas.

"Kita tahu ekonomi Indonesia itu sangat bergantung pada komoditas. Nah, kalau angka komoditas turun, itu pengaruhnya akan sangat signifikan kepada seluruh sektor, termasuk pendapatan fiskal kita. Yang kedua, tentu pertumbuhan ekonomi turut akan berlaku juga ke turunnya investasi," jelasnya.

Dalam kondisi menurunnya investasi, CT menyebut akan terjadi pelemahan di berbagai sektor. Imbasnya, penurunan ini akan memicu adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal dan anjloknya daya beli masyarakat.

"Radikal efisiensi ini akan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja, berpengaruh terhadap lay off atau pemutusan hubungan kerja yang masif dan tentu berakibat dari turunnya daya beli," ungkapnya.

Namun begitu, CT mengatakan tarif tinggi yang ditetapkan AS tidak akan berdampak langsung ke Indonesia. Pasalnya, ekspor RI ke AS tidak sebesar ke negara lainnya. Bahkan menurutnya, tanpa negosiasi pun Indonesia bisa menghadapi tarif tinggi tersebut.

Hanya saja, ia menilai surplus perdagangan yang diraih Indonesia akan berkurang. "Ekspor kita ke Amerika kurang lebih hanya 10% dari ekspor kita ke seluruh dunia. Dan surplus kita hanya US$3 billion saja," tutupnya.

(kil/kil)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |