Wamen BUMN Respons soal Tarif Trump, Akui Sebagai Tantangan

1 day ago 7

Jakarta -

Wakil Menteri (Wamen) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Aminudin Ma'ruf menanggapi terkait tarif resiprokal yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Diketahui, Indonesia terkena tarif impor sebesar 32%.

Aminudin mengatakan tarif Trump tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi BUMN salah satunya dalam melakukan revitalisasi industri.

"(Dampak tarif Trump terhadap BUMN menjadi) tantangan bagi kita untuk kita lebih revitalisasi industri," kata Aminudin usai acara Dharma Santi BUMN 2025 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Minggu (13/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui, Trump menerapkan tarif resiprokal ke lebih dari 60 negara mitra dagang yang memiliki surplus atau yang dianggap memanfaatkan pasar AS secara tidak adil. Indonesia terkena tarif sebesar 32%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai kebijakan itu dapat memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,3% hingga 0,5%.

Sri Mulyani pun menyambut baik jeda 90 hari yang diberikan Trump kepada berbagai negara yang terkena tarif impor tinggi, termasuk Indonesia. Keputusan itu dinilai dapat memberi waktu untuk membicarakan solusi guna mengurangi risiko kebijakan tarif terhadap pertumbuhan ekonomi.

"Situasi terkini yang diperkirakan, sebelum jeda, dapat mengurangi potensi pertumbuhan kita antara 0,3% hingga 0,5% dari PDB. Jeda 90 hari dalam penerapan pungutan tersebut memberikan waktu untuk membahas solusi," kata Sri Mulyani dikutip dari Reuters, Kamis (10/4).

Sri Mulyani menyebut Indonesia akan memanfaatkan jeda 90 hari untuk menyusun kerangka kerja sama dan bekerja sama dengan negara-negara ASEAN untuk meningkatkan ketahanan kawasan tersebut. Tawaran yang sedang direncanakan di antaranya peningkatan impor dari AS dan prosesnya yang lebih mudah, hingga pemotongan pajak.

"Di tengah tekanan tarif sepihak dari AS, Indonesia tidak hanya merespons secara bilateral, tetapi juga memilih membangun solidaritas regional sebagai upaya memperkuat posisi tawar kolektif. Kerangka kerja sama ini harus diwujudkan dalam agenda konkret seperti penguatan rantai pasok regional, harmonisasi standar industri dan perluasan pasar intra ASEAN agar tidak berhenti pada retorika diplomatik," ucapnya.

Sebagai informasi, AS merupakan tujuan ekspor terbesar ketiga Indonesia, di mana tahun lalu nilainya mencapai US$ 26,3 miliar. Hal itu membuat penerapan tarif resiprokal Trump sebesar 32% dapat memberikan tekanan besar terhadap perekonomian Indonesia.

(aid/kil)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |