Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis Indonesia bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Soal Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Airlangga: Bukan Hal Mustahil. Foto: MNC Media.
IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis Indonesia bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Transformasi ekonomi akan dilakukan melalui hilirisasi industri, penguatan ekonomi digital, peningkatan lapangan kerja dan kewirausahaan, pengembangan industri kreatif, melanjutkan pembangunan infrastruktur, serta transisi energi, menjadi beberapa pilar utama untuk mencapai target tersebut.
"Target tersebut bukan hal mustahil mengingat Indonesia pernah mencapai rata-rata pertumbuhan 7,3 persen pada periode 1986-1997, bahkan 8,2 persen di 1995. Selain itu, Indonesia termasuk negara yang berhasil pasca Covid-19 yang bisa menjaga prudensial makroekonomi, dan di samping itu juga menekan angka kemiskinan serta meningkatkan tingkat kebekerjaan,” kata Airlangga dalam Rapimnas Kamar Dagang dan Industri (Kadin) 2024 yang mengangkat tema Tekan Kemiskinan, Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Wujudkan Indonesia Emas, di Jakarta, Minggu (1/12).
Dalam hal pengembangan infrastruktur, Airlangga menuturkan kebijakan ke depan akan dioptimalisasi pemanfaatannya untuk menurunkan ICOR atau efisiensi investasi.
Sebagaimana arahan Presiden Prabowo Subianto bahwa Proyek Strategis Nasional (PSN) yang selesai pada periode 2024-2025 harus terus dikejar, dan direncanakan di tahun ini ada 18 proyek selesai, sedangkan 30 proyek lagi akan selesai di tahun depan.
“Di sini ada beberapa pengusaha yang mendapatkan fasilitas PSN. Nah, ini saya minta untuk terus digenjot dan direalisasikan. Apalagi (salah satu) tugas dari Bapak Presiden adalah mendorong kemandirian pangan," kata Airlangga.
Hal tersebut tercermin dari pengembangan food estate di Merauke, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara.
"Partisipasi swasta (tentunya) akan didorong dan Pemerintah sudah memberikan fasilitas. Memang persoalannya adalah bagaimana tenaga kerja untuk kerja pertanian di luar Jawa, dan dalam hal ini Pemerintah sudah membuat Kementerian Transmigrasi untuk mendorong transmigrasi ataupun pekerja secara sukarela (ke luar Jawa),” kata Airlangga.
Dia menambahkan, di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global maka langkah antisipasi yag harus dilakukan adalah pendalaman struktur perekonomian nasional dengan menjaga dan meningkatkan daya beli kelas menengah. Sebagai langkah awal yang dilakukan pemerintahan baru ini adalah menaikkan upah minimum sebesar 6,5 persen.