Intip Proyeksi Harga Minyak Pekan Ini

7 hours ago 2

Harga minyak mentah menguat pada Jumat (15/3/2025), didorong oleh kekhawatiran pasar terhadap ketidakpastian geopolitik akibat perang di Ukraina.

 Freepik)

Intip Proyeksi Harga Minyak Pekan Ini. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak mentah menguat pada Jumat (15/3/2025), didorong oleh kekhawatiran pasar terhadap ketidakpastian geopolitik akibat perang di Ukraina.

Kontrak berjangka (futures) minyak Brent naik 1 persen ke USD70,6 per barel, setelah sempat melemah 1,5 persen sehari sebelumnya. Sementara itu, WTI menguat 0,48 persen ke USD67,14 per barel.

Pekan lalu, Brent mencatat kenaikan 0,28 persen, sedangkan WTI bertambah 0,10 persen.

Meskipun Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan dukungan bersyarat untuk gencatan senjata, pasar tetap skeptis terhadap kemungkinan tercapainya solusi cepat.

Sementara itu, ketegangan geopolitik semakin memanas, terutama dengan dukungan China dan Rusia terhadap Iran serta berakhirnya lisensi sanksi energi AS, yang memperburuk sentimen pasar.

Menurut Trading Economics, harga minyak juga tertekan oleh ketidakpastian ekonomi global. Badan Energi Internasional (IEA) memperingatkan potensi surplus pasokan yang semakin besar akibat pelemahan permintaan imbas perang dagang, sementara OPEC+ terus meningkatkan produksi.

IEA memperkirakan pasokan minyak global akan melebihi permintaan sebesar 600 ribu barel per hari tahun ini, dengan proyeksi pertumbuhan permintaan hanya 1,03 juta barel per hari, turun 70 ribu barel dari perkiraan bulan sebelumnya.

Dengan kondisi ini, harga minyak sepanjang pekan ini nyaris tak berubah dibandingkan level Jumat lalu.

Kenaikan harga minyak juga terjadi di tengah eskalasi perang dagang yang melibatkan Amerika Serikat dan Eropa.

Setelah Uni Eropa membalas tarif 25 persen AS atas impor aluminium dan baja dengan bea masuk 50 persen terhadap minuman beralkohol dari AS, Donald Trump merespons dengan ancaman pajak 200 persen terhadap anggur dan minuman keras asal Eropa.

"Pekan ini, para bankir di New York mungkin akan meneteskan air mata di Grand Central Station, mencampurkan air mata tarif 200 persen ke dalam whiskey Irlandia atau Bordeaux Prancis mereka," kata PVM Oil Associates.

"Inilah babak baru dalam perang dagang global, yang membuat dunia gemetar menanti dampaknya."

Prediksi Sepekan

Dengan meningkatnya produksi minyak AS, fleksibilitas pasokan OPEC+, dan ketidakpastian ekonomi yang membebani proyeksi permintaan, pasar minyak masih berada di bawah tekanan.

Mengutip FX Empire, Minggu (16/3/2025), risiko geopolitik mungkin memicu lonjakan harga sesekali, tetapi kenaikan berkelanjutan tampaknya sulit terjadi kecuali ada gangguan pasokan besar.

Pelaku pasar perlu bersiap menghadapi pergerakan harga yang fluktuatif seiring pasar mencerna berbagai sinyal pasokan dan permintaan.

Kebijakan OPEC+, data ekonomi, dan perkembangan geopolitik akan menjadi penentu arah pergerakan harga dalam jangka pendek. Namun, untuk saat ini, prospeknya cenderung netral hingga bearish.

Secara teknikal, tren masih mengarah naik berdasarkan swing chart, tetapi momentum melemah sejak harga minyak WTI gagal bertahan di atas rata-rata pergerakan 52-pekan di USD71,13 sekitar enam pekan lalu.

Level support WTI berada di kisaran USD64,75, USD61,58, dan USD59,52. Pergerakan harga dalam dua pekan terakhir mengindikasikan bahwa pasar mungkin telah menemukan area valuasi, yang mengurangi tekanan jual.

Meski begitu, kenaikan diperkirakan terbatas pada level pivot di USD69,53 dan USD70,78, serta rata-rata pergerakan 52-pekan.

Pasar kemungkinan tetap dalam mode "sell the rally" (jual saat harga naik) hingga ada penutupan harga yang tegas di atas rata-rata pergerakan 52-pekan. (Aldo Fernando)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |