Saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) kembali naik tajam pada perdagangan sesi I, Selasa (10/12/2024).
Saham Alamtri Resources (ADRO) Kembali Tunjukkan Taji, Naik 5 Persen. (Foto: Freepik)
IDXChannel — Saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) kembali naik tajam pada perdagangan sesi I, Selasa (10/12/2024), melanjutkan kenaikan signifikan sehari sebelumnya sekaligus membalik kerugian beberapa hari lalu.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham ADRO mendaki 5,60 persen ke Rp2.830 per saham. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp572,52 miliar.
Pada Senin (9/12/2024), saham ADRO ditutup melambung 16,52 persen.
Sebelumnya, saham ADRO turun 0,85 persen pada Kamis (5/12) dan merosot 1,71 persen pada Jumat (6/12) pekan lalu.
ADRO tengah mengarungi babak baru dalam transformasi bisnisnya menuju energi terbarukan dan proyek hijau, usai melepas (spin-off) anak usahanya di bidang batu bara termal, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI).
Langkah tersebut diyakini menjadikan ADRO salah satu pemimpin energi hijau di Indonesia.
Sebagai informasi, selepas spin-off, AADI melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 5 Desember 2024 atau pada Kamis pekan lalu.
Saham AADI naik 14,40 persen ke Rp10.950 per saham pada Selasa usai sebelumnya melonjak hingga auto rejection atas (ARA) 20 persen selama 3 hari beruntun.
Dalam riset yang dirilis Samuel Sekuritas pada 4 Desember 2024, ADRO disebut tetap memiliki dua pilar utama laba saat ini, yakni PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) dengan kepemilikan 83,8 persen dan PT Saptaindra Sejati (SIS) yang sepenuhnya dimiliki ADRO.
ADMR memiliki cadangan coking coal jumbo, mencapai 158 juta ton, sementara SIS dikenal dengan efisiensi operasionalnya dalam jasa tambang.
Meski pendapatan konsolidasi ADRO diproyeksikan turun drastis menjadi USD1,3 miliar pada 2025, EBITDA tetap solid di USD705 juta.
ADMR diharapkan mencatat pendapatan USD1,1 miliar dengan margin EBITDA lebih dari 50 persen, sementara SIS berkontribusi USD111 juta dari aktivitas pengupasan tanah.
Selain itu, ADRO agresif memperluas portofolio hijau melalui Adaro Green dan ADMR. Proyek besar mencakup pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) terbesar di Indonesia dengan kapasitas 1.375 MW yang dijadwalkan beroperasi pada 2030, serta pabrik smelter aluminium hijau di Kawasan Industri Kaltara.
“Pelepasan unit usaha AADI akan memberikan ADRO akses yang lebih baik terhadap pendanaan hijau dengan suku bunga kompetitif di bawah 9 persen. Hal ini diharapkan mampu menurunkan biaya modal gabungan (blended cost of capital) ADRO,” kata analis Samuel.
Aset-aset hijau tersebut, masih mengutip analis Samue, diproyeksikan menjadi katalis utama dalam mendorong revaluasi positif (re-rating) nilai perusahaan di masa depan.
Samuel Sekuritas juga menilai revaluasi wajar mengingat pergeseran fokus bisnis ADRO.
Samuel Sekuritas tetap merekomendasikan beli saham ADRO. Target harga (TP) baru ditetapkan pada Rp3.400 per saham, merefleksikan rasio harga saham terhadap laba (P/E) 12,8 kali pada 2025.
Potensi kenaikan harga saham ini didukung aset hijau yang belum tergarap, neraca keuangan kuat, serta kinerja positif yang diproyeksikan mencapai USD504 juta pada 2025, berbalik dari kerugian USD141 juta di 2024 seiring spin-off AADI.
Meski demikian, volatilitas harga komoditas, risiko operasional, dan kendala pendanaan menjadi tantangan yang perlu diantisipasi. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.