Peresmian Smelter Emas di Gresik, MIND ID: Bisa Menyerap Tenaga Kerja

6 hours ago 3

Hilirisasi dan industrialisasi berbasis bahan baku mineral Indonesia akan berperan besar dalam menggerakkan ekonomi nasional.

Dok Ist)

Peresmian Smelter Emas di Gresik, MIND ID: Bisa Menyerap Tenaga Kerja (FOTO:Dok Ist)

IDXChannel - BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID menyebut, peresmian Precious Metal Refinary (PMR) atau smelter emas PT Freeport Indonesia di Gresik tak hanya mampu menghasilkan produk bernilai tambah lebih tinggi, tetapi juga menyerap tenaga kerja.

Selain itu dapat memperkuat infratruktur, dan menggerakkan berbagai sektor ekonomi, baik formal maupun informal, di daerah operasional industri tambang. "Kami berterima kasih atas dukungan yang telah diberikan. Peresmian fasilitas PMR ini menjadi bukti MIND ID sebagai penggerak hilirisasi yang menciptakan nilai tambah bagi Indonesia," kata Direktur Utama MIND ID Maroef Sjamsoeddin dalam keterangan resmi Selasa (18/3/2025).

Lebih lanjut, Maroef menegaskan bahwa hilirisasi dan industrialisasi berbasis bahan baku mineral Indonesia akan berperan besar dalam menggerakkan ekonomi nasional.

"Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam menyediakan mineral bernilai tambah serta memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional," tuturnya.

Dia mengatakan, sebagai representasi negara dalam pengelolaan sumber daya mineral, MIND ID berkomitmen untuk terus mendukung kedaulatan mineral Indonesia.

Tidak hanya berfokus pada eksplorasi dan pertambangan, MIND ID bersama seluruh anggota grup berupaya melengkapi rantai pasok pengolahan mineral dan batu bara nasional guna memenuhi kebutuhan dalam negeri serta mengurangi ketergantungan pada impor.

Maroef juga mengungkapkan bahwa ANTM saat ini telah bekerja sama dengan Freeport Indonesia untuk mengoptimalkan pemanfaatan emas domestik dan mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor. 

Dengan optimalisasi dan ekspansi fasilitas pengolahan, ANTAM ke depan diharapkan mampu menyerap seluruh produksi emas Freeport guna memenuhi kebutuhan emas domestik yang mencapai 70 ton per tahun.

Sebelumnnya, Presiden RI Prabowo Subianto, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, serta Direktur Utama MIND ID Maroef Sjamsoeddin hadir dalam peresmian Precious Metal Refinary (PMR) PT Freeport Indonesia di Gresik, Senin, 17 Maret 2025. 

Fasilitas ini memiliki kapasitas produksi emas sebesar 50 hingga 60 ton per tahun. Sebagai bagian dari rantai hilirisasi, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), pemegang sertifikasi London Bullion Market Association (LBMA) dengan kadar kemurnian 99,99 persen, akan membangun fasilitas pengolahan dan sertifikasi emas di kawasan JIPPE, Gresik. Pabrik ini akan mengolah emas produksi Freeport Indonesia serta menjadi langkah awal dalam membangun Bullion Bank di Indonesia.

Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia harus bertransformasi dari negara pengekspor bahan mentah menjadi negara industri yang mampu menghasilkan produk bernilai tambah tinggi.

"Ini adalah visi kita ke depan. Indonesia tidak hanya menjual bahan mentah, tetapi juga menghasilkan produk jadi yang memberikan manfaat lebih besar bagi perekonomian nasional," ujar Prabowo.

Presiden juga menekankan pentingnya optimalisasi pengelolaan sumber daya alam serta pengawasan lebih ketat agar tidak terjadi penyimpangan, seperti penyelundupan emas ke luar negeri yang dapat merugikan negara.

Sementara itu, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa pembangunan pabrik ini merupakan bukti nyata komitmen pemerintah dalam mempercepat hilirisasi mineral. Ia menerangkan bahwa sejak 2018, Freeport diwajibkan membangun smelter sebagai syarat perpanjangan izin usaha pertambangan khusus (IUPK).

Pembangunan smelter ini menelan investasi sebesar USD4,2 miliar, dengan fasilitas pemurnian emasnya sendiri mencapai USD630 juta atau sekitar Rp10 triliun.

Sebagai kelanjutan dari hilirisasi, Freeport Indonesia juga akan membangun industri turunan tembaga seperti copper foil dan kabel dengan investasi sekitar Rp6 triliun di Gresik, dan tentunya akan memberi multiplier effect ekonominyang besar ke banyak sektor terkait.

"Inilah yang diharapkan pemerintah, agar Indonesia benar-benar menjalankan program hilirisasi hingga menghasilkan produk jadi," ujar Bahlil.

(kunthi fahmar sandy)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |