Harga emas melemah selama pekan lalu di tengah minim katalis positif. Bagaimana nasib logam mulai tersebut di awal Desember ini?
Proyeksi Harga Emas Pekan Ini, Sudah Saatnya Rebound? (Foto: Freepik)
Proyeksi Harga Emas Pekan Ini, Sudah Saatnya Rebound?
IDXChannel – Harga emas melemah selama pekan lalu di tengah minim katalis positif. Bagaimana nasib logam mulai tersebut di awal Desember ini?
Menurut data pasar, harga emas spot (XAU/USD) terkoreksi 2,4 persen sepanjang pekan lalu ke posisi USD2.650,35 per troy ons.
Setelah koreksi dari rekor tertinggi USD2.800,80 pada 30 Oktober, harga emas kembali stabil meskipun menghadapi penguatan dolar pasca-pemilihan umum (pemilu) Amerika Serikat (AS).
Ada harapan bahwa logam mulia ini akan mendapat dorongan dari Santa rally, mengingat kenaikan harga emas setiap Desember dalam tujuh tahun terakhir.
Analis Saxo Bank menjelaskan, dikutip MT Newswires, Jumat (29/11), "Pertanyaan besar adalah apakah kita akan menyaksikan kenaikan kedelapan berturut-turut pada Desember ini? Setelah koreksi baru-baru ini, peluangnya meningkat karena pedagang dan investor tidak perlu membayar harga rekor untuk mendapatkan eksposur."
Dolar AS melemah, dengan indeks ICE dolar terakhir turun 0,26 poin menjadi 105,79.
Imbal hasil obligasi AS juga terdepresiasi, dengan obligasi dua tahun terakhir menawarkan 4,172 persen, turun 6,5 basis poin, sementara imbal hasil obligasi sepuluh tahun merosot 8,1 basis poin menjadi 4,183 persen.
Menurut catatan analis BMI, emas mendapat dukungan dari permintaan aset aman di tengah eskalasi konflik Rusia-Ukraina. Namun, penguatan dolar yang berkelanjutan tetap menjadi tekanan bagi harga emas.
Emas telah menunjukkan volatilitas tinggi bulan ini. Seiring November yang segera berakhir, emas mencatatkan penurunan bulanan 2,6 persen, menjadi penurunan ketiga dalam lima belas bulan terakhir.
Ke depan, pasar diperkirakan tetap fluktuatif saat agenda pemerintahan baru AS Donald Trump terbentuk menjelang pelantikannya pada 20 Januari.
Kepala Riset di Capitalight Research, Chantelle Schieven, memperkirakan pasar emas akan tetap volatil dalam waktu dekat karena pasar terus bereaksi terhadap komentar Trump sebelum pelantikannya.
“Saat ini, kita berada dalam mode wait and see, dan pasar akan sangat sensitif karena kita belum tahu seperti apa pemerintahan baru ini," ujarnya.
"Kita tidak tahu apakah komentarnya hanya retorika atau seberapa kuat dia akan mendorong penerapan kebijakan-kebijakannya."
Dalam jangka pendek, Schieven memperkirakan harga emas akan tetap berada di kisaran USD2.500 hingga USD2.750 per troy ons.
Dia menekankan bahwa periode konsolidasi ini sehat bagi pasar emas. "Saya tidak berpikir kita harus terlalu khawatir dengan volatilitas ini," katanya.
"Emas masih naik secara signifikan dan bertahan dengan baik. Ini adalah konsolidasi yang sehat."
Meskipun pasar emas menutup pekan lalu dengan catatan positif, beberapa analis percaya bahwa aksi jual pada Senin lalu bisa menjadi indikasi bahwa tren harga masih berisiko melemah.
Proyeksi Emas Pekan Ini
Prediksi harga emas pekan ini menunjukkan pandangan yang terbelah di kalangan analis dan investor ritel.
Mengutip Kitco, Sabtu (30/11), sentimen pasar terkini mengindikasikan bahwa sebagian besar pelaku pasar memperkirakan pergerakan yang cenderung stabil, sementara selebihnya optimis terhadap peluang kenaikan harga.
Berdasarkan survei mingguan Kitco News, 50 persen analis memproyeksikan konsolidasi harga emas dalam rentang tertentu, sementara 43 persen memperkirakan tren naik. Hanya 7 persen yang memprediksi penurunan harga.
Di sisi lain, investor ritel menunjukkan sentimen yang lebih dingin dibanding pekan sebelumnya, dengan 48 persen dari 199 responden memperkirakan kenaikan, sementara 31 persen memprediksi penurunan, dan 21 persen memperkirakan pergerakan datar (sideways).
Managing Director Bannockburn Global Forex, Marc Chandler, menyoroti tekanan dari laporan tenaga kerja AS yang kuat.
Menurutnya, data yang solid dapat memengaruhi ekspektasi pemotongan suku bunga Federal Reserve (The Fed), sehingga mendorong dolar AS dan menekan emas.
Sementara itu, analis Barchart.com Darin Newsom mencatat, emas masih berada dalam tren naik jangka pendek, meskipun volatilitas tinggi terlihat pada awal pekan ini. Ia memperingatkan potensi gejolak tambahan akibat volume perdagangan yang lebih rendah selama libur Thanksgiving.
Di sisi lain, analis SIA Wealth Management Colin Cieszynski memperkirakan konsolidasi harga emas dalam rentang USD2.532 hingga USD2.800.
Dia juga mencermati kemungkinan pembentukan pola teknikal ‘head and shoulders’ yang dapat menjadi indikator perubahan tren.
Para analis sepakat bahwa data ekonomi, terutama laporan pekerjaan nonpertanian (nonfarm payrolls) AS, akan menjadi penentu utama pekan ini.
Data ini akan memberikan gambaran apakah Federal Reserve (The Fed) cenderung mempertahankan suku bunga atau mulai melonggarkan kebijakan, yang dapat memengaruhi pergerakan harga emas. (Aldo Fernando)