Industri telekomunikasi diproyeksikan terus tumbuh solid pada 2025 dengan fokus pada strategi fixed mobile convergence (FMC) dan konsolidasi operator.
Membedah Prospek Sektor Telekomunikasi di 2025. (Foto: Freepik)
IDXChannel - Industri telekomunikasi diproyeksikan terus tumbuh solid pada 2025 dengan fokus pada strategi fixed mobile convergence (FMC) dan konsolidasi operator.
Berdasarkan riset terbaru BRI Danareksa Sekuritas yang dirilis pada 2 Desember 2024, pendapatan sektor ini diperkirakan naik 6-7 persen secara tahunan (yoy) di 2025, didukung peningkatan investasi di layanan fixed broadband (BB).
Riset tersebut menyebutkan, fokus pada Fixed BB memberikan manfaat strategis bagi operator, termasuk mengoptimalkan infrastruktur yang ada untuk mengamankan pasar, mengakses belanja rumah tangga tambahan, dan mengurangi tingkat persaingan.
BRI Danareksa memproyeksikan prospek average revenue per user (ARPU) yang lebih positif, didorong oleh stabilisasi belanja konsumen sejak kuartal III-2024.
Momentum musiman yang menguntungkan memberikan ruang bagi operator untuk menaikkan harga layanan.
Di sisi lain, rencana merger antara PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Tbk (FREN) diyakini menciptakan kondisi pasar oligopoli, mendukung peningkatan ARPU di segmen seluler.
Peran AI dalam Transformasi Digital
Penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) diperkirakan memicu lonjakan investasi di sektor teknologi informasi dan komunikasi (ICT) pada tahun fiskal 2024 (FY24) hingga FY25.
Menurut BRI Danareksa, peningkatan kesadaran pelanggan terhadap produktivitas berbasis SaaS mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan usaha kecil menengah (UKM) untuk mempercepat investasi infrastruktur guna mendukung aplikasi berbasis AI.
Sebagai informasi, SaaS (Software as a Service) adalah model perangkat lunak berbasis cloud yang diakses melalui internet.
"ISAT menonjol sebagai pemimpin dalam branding AI dengan alokasi capex sebesar USD2-3 miliar, yang didukung mitra BDx," kata laporan tersebut.
Langkah ini dipandang strategis untuk memperkuat pertumbuhan pendapatan di sektor ICT.
Telkom Tetap Dominan
Telkom (TLKM) dinilai sebagai pemain FMC jangka panjang terbaik dengan kontrol penuh atas jaringan last-mile, yang membuka peluang optimalisasi pendapatan di pasar B2C dan B2B.
Sementara itu, merger XL-Smartfren berpotensi menghadirkan sinergi pendapatan dan efisiensi biaya yang signifikan.
Namun, riset ini juga menyoroti risiko utama sektor telko, yakni maraknya internet ilegal.
Meski demikian, BRI Danareksa optimistis bahwa dengan kondisi makro yang lebih kuat, pelanggan cenderung beralih ke layanan premium.
Saham Pilihan
Dengan proyeksi CAGR (compound annual growth rate) pendapatan dan laba bersih masing-masing 6,3 persen dan 7 persen pada periode FY24-26F, sektor telekomunikasi tetap menarik.
ISAT menjadi pilihan utama dengan rekomendasi beli dan target harga Rp3.800 per saham.
Kemudian, BRI Danareksa mematok target harga TLKM di angka Rp4.250 per saham, sedangkan EXCL di Rp3.500 per saham.
“Potensi merger di sektor ini akan semakin memperkuat prospek secara keseluruhan,” kata analis BRI Danareksa.
Meskipun demikian, analis tetap mewaspadai risiko seperti perjudian daring (judi online atawa judol) dan lemahnya daya beli masyarakat yang berkepanjangan. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.