WHO Sebut Gaza Makin Kritis, Kekurangan Obat-obatan dan Makanan Parah

1 month ago 22

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memperingatkan tentang kekurangan obat-obatan, makanan, tempat tinggal, dan bahan bakar yang amat parah di Jalur Gaza.

 Arsip)

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Foto: Arsip)

IDXChannel – Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memperingatkan tentang kekurangan obat-obatan, makanan, tempat tinggal, dan bahan bakar yang amat parah di Jalur Gaza, terutama di bagian utara. Badan PBB itu pun menuntut agar Israel mengizinkan lebih banyak bantuan masuk dan memfasilitasi operasi kemanusiaan di wilayah Palestina itu.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, ketika perang di Gaza meletus lebih dari setahun yang lalu menyusul serangan maut Hamas pada 7 Oktober di Israel Selatan, hampir semua orang yang mengungsi akibat konflik itu berlindung di gedung-gedung publik atau bersama anggota keluarga mereka.

“Sekarang, 90 persen (pengungsi Gaza) tinggal di tenda. Hal ini membuat mereka rentan terhadap penyakit pernapasan dan penyakit lainnya, (sementara) cuaca dingin, hujan, dan banjir diperkirakan akan memperburuk kerawanan pangan dan kekurangan gizi,” kata Tedros dalam konferensi pers di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss, Kamis (28/11/2024).

Dia bahkan menyebut situasi di Gaza saat ini sebagai bencana. Situasinya sangat buruk di wilayah utara yang diblokade. Hasil penilaian yang didukung PBB bulan ini menyebutkan bahwa bencana kelaparan mengancam penduduk Gaza.

Pekan ini, WHO dan para mitra melakukan misi tiga hari ke Jalur Gaza Utara, mengunjungi belasan fasilitas kesehatan. Tedros mengatakan, timnya telah melihat pasien trauma atau luka dalam jumlah yang tinggi. WHO juga mendapati adanya peningkatan jumlah pasien dengan penyakit kronis yang memerlukan perawatan.

“Terjadi kekurangan obat-obatan penting yang kritis. Kami (WHO) berusaha melakukan segala yang kami bisa untuk memberikan layanan dan pasokan kesehatan”, tuturnya.

Perwakilan WHO di wilayah Palestina, Rik Peeperkorn mengatakan, ada 22 misi kesehatan yang ditugaskan ke Gaza Utara pada November ini. Akan tetapi, hanya sembilan yang diberi izin oleh Israel.

Dia pun berharap misi yang dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (30/11/2024) besok bisa dilaksanakan di dua rumah sakit yang masih berfungsi di Gaza Utara, meski dalam taraf yang sangat minimal, yaitu RS Kamal Adwan dan RS Al Awda.

“Mereka membutuhkan segalanya,” kata Peeperkorn seperti dikutip AFP.

Dia juga mengungkapkan kekurangan bahan bakar yang parah di Gaza. Peeperkorn memperingatkan, tanpa bahan bakar, tidak akan ada operasi kemanusiaan sama sekali.

Pekan ini, kata dia, WHO telah memfasilitasi evakuasi medis 17 pasien dari Gaza ke Yordania. Sebanyak 12 di antaranya akan melanjutkan perjalanan ke Amerika Serikat untuk perawatan lebih lanjut.

Sejak Israel menutup perbatasan utama Rafah pada Mei lalu, ada hampir 300 pasien yang berhasil keluar dari Gaza. Akan tetapi, sekitar 12.000 pasien lainnya saat ini masih menunggu di Gaza untuk dievakuasi karena alasan medis. Peeperkorn pun menuntut dibuatkannya koridor medis agar para pasien itu bisa keluar dari wilayah kantong Palestina itu.

“Jika kita terus seperti ini, kita akan sibuk selama 10 tahun ke depan,” katanya.

(Ahmad Islamy Jamil)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |