Saham DCII ARB 20 Persen Lagi, Analis Prediksi Bisa ke Level Ini

3 hours ago 1

Saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) kembali tumbang pada Senin (17/3/2025), melanjutkan penurunan tajam pada Jumat (14/3) pekan lalu.

 Freepik)

Saham DCII ARB 20 Persen Lagi, Analis Prediksi Bisa ke Level Ini. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) kembali tumbang pada Senin (17/3/2025), melanjutkan penurunan tajam pada Jumat (14/3) pekan lalu. Padahal, sebelumnya saham emiten data center ini sempat menikmati momentum positif.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.26 WIB, saham DCII jatuh 19,99 persen atau menyentuh auto rejection bawah (ARB) ke level Rp144.750 per unit. Nilai transaksi tercatat sebesar Rp8,47 miliar dan volume perdagangan 56 ribu saham.

Pada Jumat (14/3) lalu, DCII juga ARB 20 persen. Dengan penurunan dua hari bursa terakhir, reli kenaikan berhari-hari terhenti. Sebelumnya, saham DCII sempat menyentuh ARA 10 persen sejak 5 Maret 2025 saat masih berada di papan pemantauan khusus.

Dalam sepekan, saham DCII tercatat merosot 14,83 persen, sementara dalam sebulan melonjak 209,96 persen.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai pergerakan DCII sebenarnya tidak didukung katalis atau fundamental yang signifikan, selain aliran dana global ke sektor teknologi dan corporate action yang akan dilakukan perusahaan.

"Saat ini, IHSG terkoreksi lebih dari 0,5 persen, dipicu oleh DCII, yang kemudian disusul oleh koreksi saham big banks [bank-bank besar]," ujar Michael saat dihubungi IDXChannel.com, Senin (17/3).

Ia menambahkan, level koreksi berikutnya untuk DCII berada di kisaran Rp100.000 per saham.

Di harga saat ini, DCII menjadi saham termahal di bursa, berada di atas PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) yang diperdagangkan di Rp43.875 per saham, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) di Rp42.675 per saham, dan PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) di Rp40.400 per saham.

Fluktuasi harga yang tajam membuat BEI sempat menghentikan perdagangan (suspensi) saham ini sebanyak dua kali, yakni pada 25 Februari 2025 serta pada 27 Februari hingga 4 Maret 2025.

Setelah kembali diperdagangkan pada 5 Maret 2025, saham DCII sempat mengalami kenaikan signifikan, meskipun berada di papan full call auction (FCA), yang umumnya membatasi likuiditas dan transaksi perdagangan.

Stock Split dan Potensi MSCI

Sebelumnya, lonjakan harga saham DCII belakangan ini di tengah kabar bahwa perseroan tengah mempertimbangkan aksi pemecahan nilai nominal saham (stock split). Direktur Utama DCII, Toto Sugiri, mengungkapkan rencana tersebut dalam pertemuan dengan sejumlah media di Jakarta, pada 18 Februari 2025.

Saat ini, saham DCII dikenal memiliki likuiditas rendah akibat harga per unit yang tinggi.

Stock split umumnya dilakukan untuk meningkatkan likuiditas dengan menurunkan harga saham per unit, sehingga lebih terjangkau bagi investor ritel.

Langkah ini juga berpotensi memperluas basis investor dan meningkatkan partisipasi pasar terhadap saham DCII. Jika terealisasi, saham ini diperkirakan akan lebih aktif diperdagangkan.

Soal kinerja keuangan, DCII mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp449,49 miliar hingga kuartal III-2024.

Perolehan ini tumbuh 21,34 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp370,43 miliar.

Michael Yeoh sebelumnya menilai, sentimen positif dari pusat data (data center) memang besar besar seiring pesatnya perkembangan teknologi di Indonesia, mengikuti tren yang terjadi di Amerika Serikat dan China.

Menurutnya, kebutuhan akan layanan pusat data akan semakin meningkat sejalan dengan transformasi digital di berbagai sektor.

Meski likuiditas perdagangan saham DCII tergolong kecil sehingga peluang masuk dalam indeks global MSCI maupun FTSE cukup rendah, Michael menilai langkah perusahaan yang berencana melakukan stock split menarik untuk dicermati.

Stock split akan membuat saham DCII yang saat ini menjadi saham termahal di IHSG lebih terjangkau oleh investor ritel.

“Sehingga bukan tidak mungkin jika transaksi yang semakin ramai memungkinkan algoritma MSCI dan FTSE untuk memasukkan DCII sebagai konstituen,” ujar Michael kepada IDXChannel.com, Jumat (7/3/2025) lalu. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |