Deretan Saham Naik di Tengah Rekor Harga Emas, PSAB Melejit 24 Persen

1 month ago 25

Sejumlah saham emiten produsen emas menguat pada Senin (17/3/2025) di tengah harga logam mulia acuannya berada di kisaran rekor tertinggi anyar.

 Freepik)

Deretan Saham Naik di Tengah Rekor Harga Emas, PSAB Melejit 24 Persen. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Sejumlah saham emiten produsen emas menguat pada Senin (17/3/2025) di tengah harga logam mulia acuannya berada di kisaran rekor tertinggi anyar.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 13.58 WIB, saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) melonjak 24,17 persen ke Rp298 per unit, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melejit 8,58 persen, dan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mendaki 4,40 persen.

Kemudian, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) terkerek 2,67 persen,  PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) tumbuh 2,16 persen, serta PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) terapresiasi 3,24 persen.

Emas Stabil Usai Cetak Rekor

Harga emas spot (XAU/USD) naik pada Senin setelah mencetak tonggak sejarah pekan lalu, didorong ketegangan geopolitik, kekhawatiran atas kenaikan tarif, serta harapan pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) lebih lanjut.

Harga emas spot tercatat menguat tipis 0,14 persen di USD2.989,12 per troy ons pada pukul 14.02 WIB.

Sebelumnya, emas sempat menembus level psikologis USD3.000 per troy ons dan mencatat rekor tertinggi USD3.004,86 pada Jumat (14/3) pekan lalu. Sementara itu, kontrak berjangka (futures) emas AS turun 0,3 persen menjadi USD2.992,30.

"Reli emas belakangan ini didorong oleh kekhawatiran stagflasi," ujar analis pasar senior Asia Pasifik di OANDA, Kelvin Wong.

Ia menambahkan, momentum emas dalam jangka pendek masih positif, dengan level resistance berikutnya di USD3.016 atau USD3.030.

Di sisi lain, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan pada Minggu, tidak ada jaminan resesi tidak akan terjadi, meski ia mengisyaratkan adanya kemungkinan penyesuaian.

Beban ekonomi semakin berat setelah sentimen konsumen AS anjlok ke level terendah dalam dua setengah tahun pada Maret.

Ekspektasi inflasi juga meningkat seiring kekhawatiran bahwa tarif tinggi yang diterapkan pemerintahan Presiden AS Donald Trump akan mendorong kenaikan harga dan menekan ekonomi.

Sebagai aset lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan inflasi, harga emas telah naik sekitar 14 persen sepanjang 2025.

Sementara itu, AS berjanji akan terus menyerang kelompok Houthi di Yaman hingga mereka menghentikan serangan terhadap kapal-kapal pengiriman. Di Gaza, serangan militer Israel dalam 24 jam terakhir menewaskan sedikitnya 15 warga Palestina.

Namun, ketegangan geopolitik sedikit mereda setelah Trump menyatakan akan berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa untuk membahas kemungkinan mengakhiri perang di Ukraina.

Pasar kini menantikan pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) pada Rabu, yang akan diikuti oleh pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell.

"Revisi naik proyeksi inflasi dalam dot plot serta pernyataan Powell soal ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan tarif perdagangan dapat memperkuat harga emas," ujar Wong. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |