Saham PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC) kembali menguat pada Jumat (29/11/2024), melanjutkan momentum kenaikan (uptrend) belakangan ini.
Reli Lanjutan Saham Bank Artha Graha (INPC) Aguan, Naik Ratusan Persen Sebulan. (Foto: Freepik)
IDXChannel – Saham PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC) kembali menguat pada Jumat (29/11/2024), melanjutkan momentum kenaikan (uptrend) belakangan ini.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.52 WIB, saham INPC meningkat 16,11 ke Rp418 per saham. Nilai transaksi mencapai Rp117,48 miliar.
Pada Rabu (28/11), saham INPC ditutup melonjak 25,00 persen.
Saham INPC bergerak liar sejak 21 Oktober 2024, beberapa kali naik belasan hingga di atas 20 persen.
Seiring dengan itu, bursa juga sempat melakukan penghentian sementara (suspensi) perdagangan INPC, yakni pada 25 Oktober 2024 dan 30 Oktober 2024-7 November 2024.
Saham INPC melambung 56,82 persen dalam sepekan dan melonjak 164,97 persen dalam sebulan.
Sementara, sejak awal 2024 (YtD), saham INPC melesat 454,67 persen.
Sebelumnya, pengamat pasar modal Michael Yeoh menjelaskan, investor berbondong-bondong membeli saham INPC seiring dengan rumor soal rencana anak usaha emiten properti PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) untuk melantai di bursa di akhir 2024.
Apalagi, kata Michael, valuasi INPC saat ini terbilang murah.
“Anak usaha dari PANI akan melakukan penawaran publik perdana (IPO) pada Desember 2024. Respons pasar dari aksi ini mengarah ke pergerakan INPC, mengingat PBV [price-to book value] INPC yang juga masih dalam valuasi murah, yaitu 0,7-0,8 kali,” kata Michael kepada IDXChannel.com, Selasa (19/11/2024).
Kedua emiten tersebut memang memiliki keterkaitan kuat di bawah kendali taipan Aguan alias Sugianto Kusuma.
Aguan, bos properti raksasa Agung Sedayu Group, berkongsi dengan pengusaha kawakan Tomy Winata di INPC dan menjadi pengendali PANI bersama dengan Grup Salim.
Bisa dibillang, tren kenaikan saham INPC mencerminkan optimisme pasar terhadap potensi pertumbuhan emiten, tetapi volatilitas tinggi juga mencerminkan adanya spekulasi yang kuat.
Investor perlu mencermati fundamental perusahaan dan katalis jangka panjang untuk menghindari risiko koreksi tajam.
Selain itu, potensi aksi ambil untung bisa menciptakan tekanan harga, yang dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk akumulasi bagi mereka yang memiliki pandangan investasi jangka panjang.
Penguatan yang berkelanjutan akan sangat bergantung pada keberhasilan aksi korporasi terkait dan kestabilan sentimen pasar. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.