Prospek Jangka Panjang Menarik, Analis Sebut Yield Dividen Saham AADI Tinggi 

1 month ago 23

PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (5/12/2024) kemarin.

 MNC Media)

Prospek Jangka Panjang Menarik, Analis Sebut Yield Dividen Saham AADI Tinggi (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (5/12/2024) kemarin. 

Pada debut perdananya, harga saham AADI dibuka menguat 19,82 persen ke level Rp6.650. Kenaikan tersebut bertahan hingga penutupan perdagangan.

Di tengah ramainya pembicaraan mengenai peluang trading jangka pendek pada saham AADI, Analis Stockbit Sekuritas, Hendriko Gani menilai, investor dapat mempertimbangkan faktor fundamental untuk berinvestasi di AADI dalam jangka panjang, terutama aspek yield dividen.

Laba bersih AADI pada 2025 akan turun ke level USD934 juta atau turun 27,5 persen secara tahunan. Hal ini seiring hilangnya one–off gain dari penjualan anak usaha, dengan core profit hanya turun 3,2 persen. 

“Namun, mengingat valuasi IPO-nya yang rendah, kami melihat AADI memiliki potensi upside yang cukup tinggi dengan peluang re–rating ke 5x P/E FY25F ke level Rp9.650 rupiah per saham, naik 74 persen dari harga IPO,” kata Hendriko dalam risetnya, dikutip Jumat (6/12/2024).

Valuasi AADI di 5x P/E dianggap sebagai valuasi yang wajar dan konservatif karena lebih rendah dari rata–rata P/E historis lima tahun milik perusahaan induknya, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), di level 6,9x P/E. Valuasi tersebut juga berada di antara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) di 7,3x P/E FY25F dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) di 4,8x P/E FY25F. 

“Jika AADI dapat re–rating ke rata–rata P/E historis lima tahun ADRO (6,9x) dan menjadi mirip dengan valuasi PTBA di ~7x PE, hal tersebut mengimplikasikan harga Rp13.525 rupiah per saham atau 144 persen dari harga IPO,” imbuh Hendriko.

Selain outlook harga batu bara yang diekspektasikan tidak akan turun signifikan, Hendriko menilai potensi AADI untuk re–rating juga akan didorong oleh prospek dividen tahun buku 2025, yang diperkirakan dapat mencapai Rp966 rupiah per saham. Jumlah tersebut mengindikasikan dividend yield sebesar 17 persen berdasarkan harga saham AADI saat IPO.

Besaran dividen tersebut mengasumsikan dividend payout ratio (DPR) sebesar 50 persen, yang merupakan rata–rata DPR ADRO dalam tiga tahun terakhir. Hendriko menyebut, yield dividen tersebut lebih tinggi dibandingkan perusahaan batu bara besar lain, seperti ITMG dan PTBA.

“Meski manajemen mengatakan dalam prospektus bahwa mereka berencana untuk membagikan dividen dengan DPR hingga 45 persen, kami menilai asumsi DPR sebesar 50 persen tidak tergolong agresif mengingat perseroan belum memiliki rencana capex yang besar dalam waktu dekat,” ujar dia.

Lebih lanjut, dengan dividen payout ratio 50 persen dan level laba bersih tahunan yang dihasilkan perseroan, AADI dinilai masih memiliki dana yang memadai jika sewaktu-waktu memutuskan untuk mengembangkan dua tambang batu bara mereka, yakni Pari Coal dan Ratah Coal. 

(DESI ANGRIANI)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |