PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) tengah mengarungi babak baru dalam transformasi bisnisnya menuju energi terbarukan dan proyek hijau.
Prospek dan Target Harga Alamtri Resources (ADRO) usai Spin-Off AADI. (Foto: ADMR)
IDXChannel — PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) tengah mengarungi babak baru dalam transformasi bisnisnya menuju energi terbarukan dan proyek hijau, usai melepas (spin-off) anak usahanya di bidang batu bara termal, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI).
Langkah tersebut diyakini menjadikan ADRO salah satu pemimpin energi hijau di Indonesia.
Dalam riset yang dirilis Samuel Sekuritas pada 4 Desember 2024, ADRO disebut tetap memiliki dua pilar utama laba saat ini, yakni PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) dengan kepemilikan 83,8 persen dan PT Saptaindra Sejati (SIS) yang sepenuhnya dimiliki ADRO.
ADMR memiliki cadangan coking coal jumbo, mencapai 158 juta ton, sementara SIS dikenal dengan efisiensi operasionalnya dalam jasa tambang.
Meski pendapatan konsolidasi ADRO diproyeksikan turun drastis menjadi USD1,3 miliar pada 2025, EBITDA tetap solid di USD705 juta.
ADMR diharapkan mencatat pendapatan USD1,1 miliar dengan margin EBITDA lebih dari 50 persen, sementara SIS berkontribusi USD111 juta dari aktivitas pengupasan tanah.
Selain itu, ADRO agresif memperluas portofolio hijau melalui Adaro Green dan ADMR. Proyek besar mencakup pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) terbesar di Indonesia dengan kapasitas 1.375 MW yang dijadwalkan beroperasi pada 2030, serta pabrik smelter aluminium hijau di Kawasan Industri Kaltara.
“Pelepasan unit usaha AADI akan memberikan ADRO akses yang lebih baik terhadap pendanaan hijau dengan suku bunga kompetitif di bawah 9 persen. Hal ini diharapkan mampu menurunkan biaya modal gabungan (blended cost of capital) ADRO,” kata analis Samuel.
Aset-aset hijau tersebut, masih mengutip analis Samuel, diproyeksikan menjadi katalis utama dalam mendorong revaluasi positif (re-rating) nilai perusahaan di masa depan.
Samuel Sekuritas juga menilai revaluasi wajar mengingat pergeseran fokus bisnis ADRO.
Samuel Sekuritas tetap merekomendasikan beli saham ADRO. Target harga (TP) baru ditetapkan pada Rp3.400 per saham, merefleksikan rasio harga saham terhadap laba (P/E) 12,8 kali pada 2025.
Potensi kenaikan harga saham ini didukung aset hijau yang belum tergarap, neraca keuangan kuat, serta kinerja positif yang diproyeksikan mencapai USD504 juta pada 2025, berbalik dari kerugian USD141 juta di 2024 seiring spin-off AADI.
Meski demikian, volatilitas harga komoditas, risiko operasional, dan kendala pendanaan menjadi tantangan yang perlu diantisipasi. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.