Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2024: Sinergi Untuk Stabilitas dan Transformasi Ekonomi

1 month ago 21

Bank Indonesia (BI) menyatakan bauran kebijakan pada 2025 akan diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan melalui sinergi dengan kebijakan ekon

 Aldhi Chandra/iNews Media Group)

Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2024: Sinergi Untuk Stabilitas dan Transformasi Ekonomi. (Foto: Aldhi Chandra/iNews Media Group)

IDXChannel - Bank Indonesia (BI) menyatakan bauran kebijakan pada 2025 akan diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan melalui sinergi dengan kebijakan ekonomi nasional.

Secara umum, kebijakan moneter BI pada 2025 akan tetap difokuskan pada stabilitas dengan terus mencermati ruang untuk mendorong pertumbuhan (pro-stability and growth).

BI juga memiliki empat kebijakan yang diarahkan sebagai bagian dari upaya dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional (pro-growth). Keempat kebijakan tersebut adalah  kebijakan makroprudensial, kebijakan sistem pembayaran, kebijakan pendalaman pasar keuangan, dan kebijakan ekonomi keuangan inklusif dan hijau.

“Bank Indonesia optimistis perekonomian Indonesia ke depan akan semakin baik, namun dengan tetap mewaspadai sejumlah tantangan tantangan global yang meningkat,” ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024 di Jakarta, Jumat (29/11/2024).

Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 tetap kuat pada kisaran 4,8-5,6 persen, dan akan terus meningkat menjadi 4,9-5,7 persen pada 2026. Pertumbuhan ekonomi tersebut  didukung oleh konsumsi swasta, investasi, dan kinerja ekspor yang cukup baik.

Sementara itu, laju inflasi diperkirakan tetap terkendali dalam rentang sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada 2025 dan 2026 didukung konsistensi kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Stabilitas Rupiah

Presiden Prabowo Subianto yang turut hadir pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2024 menyatakan apresiasinya atas kontribusi sektor keuangan dalam mendukung perekonomian Indonesia.  Presiden meyakini, seluruh pihak dalam sektor keuangan  terutama yang bertanggung jawab atas kebijakan memiliki peranan yang sangat penting.

“Saya ucapkan terima kasih kepada Gubernur Bank Indonesia, jajaran Bank Indonesia, jajaran otoritas keuangan dan semua pengambil keputusan, semua yang bertanggung jawab atas perumusan dan pengendalian ekonomi Indonesia. Termasuk menteri-menteri dan Menko saya, termasuk tokoh-tokoh pemerintahan tidak hanya masa sekarang, tetapi masa-masa yang lewat,” tuturnya.

Pada kesempatan tersebut Prabowo juga mengatakan bahwa stabilitas mata uang merupakan wujud kedaulatan suatu negara. Untuk itu, Presiden memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia yang selama ini telah dengan baik menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.

Apresiasi juga disampaikan kepada Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, dan Otoritas Jasa Keuangan yang terus bersinergi erat sebagai garda terdepan menjaga stabilitas perekonomian, dan perlu terus dipertahankan untuk memperkuat stabilitas dan transformasi ekonomi nasional.

“Mari bersama semua unsur di semua bidang dengan semua keahlian, kita harus bekerja dalam satu kesatuan. Kita yakin kita akan mencapai apa yang kita cita-citakan," ujar Presiden

Sementara itu, pada PTBI 2024, juga terungkap bahwa ke depan masih ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi di era digitalisasi yang terus berkembang pesat.  BI menyebut, ada lima tantangan global perlu terus dicermati dan diantisipasi yakni perlambatan dan divergensi pertumbuhan ekonomi global, penurunan inflasi dunia yang lambat, suku bunga negara maju yang masih akan bertahan tinggi, kuatnya mata uang dolar AS, serta pelarian modal dari emerging markets ke negara maju.

Untuk itu, diperlukan sinergi untuk memperkuat stabilitas dan transformasi ekonomi nasional. Sinergi kebijakan perlu terus diperkuat untuk menghadapi berbagai tantangan yang semakin kompleks ke depan dan mempercepat transformasi ekonomi nasional agar perekonomian tumbuh lebih kuat.

Dalam kaitan itu, diperlukan sinergi bauran kebijakan yang meliputi lima area penting, yakni; pertama, stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan; kedua, pertumbuhan domestik melalui peningkatan konsumsi dan investasi; ketiga, peningkatan produktivitas dan kapasitas ekonomi nasional; keempat, pendalaman keuangan untuk pembiayaan perekonomian;  dan kelima, digitalisasi sistem pembayaran dan ekonomi keuangan digital nasional.

(YULISTYO PRATOMO)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |