jangan sampai pemasok bahan baku program MBG hanya datang dari Pulau Jawa saja, melainkan juga melibatkan para pemasok dari pulau-pulau lain.
Penting bagi Agribisnis, Kadin Ajak Pengusaha Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis (foto: MNC media)
IDXChannel - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, mengajak seluruh pengusaha nasional untuk turut terlibat dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah dicanangkan oleh pemerintah.
Ajakan tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novian Bakrie, saat memberikan paparan dalam agenda Pra-Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas), di Jakarta, Sabtu (29/11/2024).
"Program Makan Bergizi Gratis ke depan itu sangat penting. Jumlah(anggaran)nya kalau tidak salah sampai Rp75 triliun, akan digelontorkan mulai dari tahun ini, dan ke depannya akan lebih (lagi)," ujar Anindya, dalam paparan tersebut.
Karenanya, Anindya menekankan bagaimana agar sebisa mungkin seluruh pengusaha, terutama yang berada dalam keanggotaan Kadin Indonesia, mau mengambil peran dan bahkan turut menyukseskan pelaksanaan Program MBG.
Upaya dukungan tersebut, menurut Anindya, penting untuk dilakukan oleh kalangan pengusaha mengingat keberadaan Program MBG yang tidak hanya sebagai bantuan pangan bagi generasi 20 tahun mendatang, melainkan juga sekaligus berpotensi mendorong industrialisasi di bidang agrobisnis atau agrikultur.
"Jadi program ini bukan hanya serta-merta memberi makanan bergizi untuk generasi muda yang 20 tahun lagi menjadi ujung tombak kita. Bukan hanya soal itu. Pengusaha harus juga melihat (program) ini sebagai potensi industrialisasi di bidang agrobusiness atau agrikultur," ujar Anindya.
Potensi industrialisasi tersebut, dikatakan Anindya, terlihat berdasarkan data kebutuhan bahan pokok makanan dalam program MBG. Diperkirakan kebutuhan semisal telur saja dapat menyentuh 80 juta per hari. Hal itu belum lagi mempertimbangkan kebutuhan bahan baku makanan lainnya.
"Banyak yang mengatakan bahwa jumlah telur yang dibutuhkan mungkin 80 juta sehari, jumlah ayam 8 juta sehari. Dan itu turunannya akan makin banyak lagi kemana-mana. Tentu bukan saja telur, ayam, daging. Nah ini menjadi suatu industri sendiri," ujar Anindya.
Lebih lanjut, Anindya menjelaskan bahwa peluang industrialisasi tersebut harus digalakkan secara merata di seluruh Indonesia. Anindya juga berpesan agar jangan sampai pemasok bahan baku program MBG hanya datang dari Pulau Jawa saja, melainkan juga melibatkan para pemasok dari pulau-pulau lain, untuk memenuhi kebutuhan di pulau tersebut.
"Dan yang paling penting bahwa industrialisasi ini tidak mungkin terjadi hanya di satu pulau, tapi juga terjadi di pulau-pulau seluruh Indonesia. Karena tidak mungkin industrialisasi kita menyediakan ayam, telur, daging di Sulawesi tapi datangnya dari Jawa," ujar Anindya.
(taufan sukma)