Pemanfaatan RDF Jadi Komunikasi Efektif Kampanye Lingkungan di Industri Semen

1 month ago 28

sudah ada beberapa produsen semen yang menunjukkan komitmen dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan pemanfaatan RDF sebagai bahan bakar alternatif.

 MNC media)

Pemanfaatan RDF Jadi Komunikasi Efektif Kampanye Lingkungan di Industri Semen (foto: MNC media)

IDXChannel - Inisiatif sejumlah pelaku industri semen untuk mulai memanfaatkan bahan bakar alternatif dari sampah perkotaan yang diolah menjadi refuse-derived fuel (RDF) kembali menuai apresiasi.

Tidak hanya semata-mata menjadi upaya cerdik dalam pemanfaatan kembali (recycle) sampah perkotaan, inisiatif ini juga dinilai sebagai strategi komunikasi yang sangat efektif dalam mengkampanyekan isu peduli lingkungan di masyarakat.

Tak terkecuali bagi kalangan pelaku industri, termasuk juga komunitas produsen semen nasional.

"(Pemanfaatan RDF sebagai bahan bakar alternatif) Ini tentu menjadi satu terobosan yang perlu diapresiasi, dan semoga dapat segera diikuti oleh para produsen semen lain, yang sejauh ini masih belum terlalu peduli pada isu lingkungan," ujar Pengamat Lingkungan, Uud Wahyudin, dalam keterangan resminya, Senin (2/12/2024).

Menurut Uud, memang sudah ada beberapa produsen semen yang menunjukkan komitmen dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan pemanfaatan RDF sebagai bahan bakar alternatif.

Sebut saja PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) atau SIG, serta PT Indocement Tinggal Prakarsa Tbk (INTP), yang telah menerapkan kebijakan penggunaan RDF di sejumlah pabriknya.

Namun demikian, secara keseluruhan, Uud menilai masih sangat banyak produsen semen lain di Indonesia yang masih belum terlalu peduli terhadap isu lingkungan, bahkan terbukti masih membiarkan adanya pencemaran lingkungan di sekitar wilayah operasional.

Kondisi ini ditegaskan Uud tentu sangat membahayakan bagi masyarakat yang hidup dan menetap di sekitar wilayah operasional tersebut.

"Jadi kalau secara presentase (produsen semen yang peduli lingkungan), bisa kita simpulkan masih sangat minim, yang masih seenaknya menambang batu kapur dan abai terhadap kondisi lingkungan di sekitarnya," ujar pria yang juga menjabat sebagai Kepala Pusat Studi Komunikasi Lingkungan, Fakultas Komunikasi Universitas Padjadjaran tersebut.

Karenanya, Uud pun berharap agar terobosan penggunaan RDF oleh SMGR dan INTP dapat menjadi teladan yang baik, dan secara bertahap diikuti oleh para produsen semen lain yang ada di Indonesia.

Untuk itu, Uud mendorong pemerintah selaku regulator untuk dapat mengambil sejumlah langkah strategis yang dapat mendukung hal tersebut, baik melalui pemberian reward bagi pihak-pihak yang telah berkontribusi positif terhadap, sekaligus menegakkan punishment pada perusahaan-perusahaan yang masih abai terhadap kewajibannya terhadap lingkungan.

"Bisa melalui kementerian terkait, bisa melalui pemberian izinnya, misal yang melanggar maka izinnya dicabut, dan sebagainya. Intinya kita butuh huluisasi, yaitu pemerintah sebagai regulator yang ada di hulu harus punya tindakan tegas. Harus punya inisiatif. Jangan malah terkesan melakukan pembiaran. Yang sudah punya inisiatif, tidak didukung. Yang melanggar juga tidak dihukum," ujar Uud.

(taufan sukma)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |