Optimistis Kinerja Prospektif, Manajemen Kompak Borong Saham Tugu Insurance (TUGU)

1 month ago 16

aksi pembelian saham TUGU oleh jajaran manajemen tersebut merupakan satu hal yang positif.

 MNC media)

Optimistis Kinerja Prospektif, Manajemen Kompak Borong Saham Tugu Insurance (TUGU) (foto: MNC media)

IDXChannel - Jajaran manajemen PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU), atau Tugu Insurance, diketahui melakukan pembelian jutaan saham dari perusahaan yang dipimpinnya tersebut.

Aksi borong tersebut terungkap dalam Keterbukaan Informasi yang disampaikan oleh Perseroan laman resmi PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (29/11/2024) hari ini.

Pembelian saham terbanyak dilakukan oleh Tatang Nurhidayat selaku Presiden Direktur TUGU. Tatang membeli saham TUGU dalam 3 kali transaksi. 
Transaksi pertama pada 18 November 2024 dengan jumlah 2.500 saham pada harga Rp1.045 per saham, pembelian kedua pada 22 November 2024 sebanyak 7500 saham pada harga rata-rata Rp1.040 per saham, dan terahir masih pada hari yang sama dengan volume sebanyak 704.000 saham, pada harga rata-rata Rp1.142 per saham.

Dari tiga kali pembelian ini, dana yang dikeluarkan setara dengan Rp814,38 juta. Dengan adanya transaksi tersebut, saham TUGU yang dimiliki Tatang otomatis bertambah menjadi 1,15 juta saham, atau setara dengan 0,0324 persen.

Berikutnya adalah Emil Hakim yang menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Layanan Korporat dari anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut.

Emil membeli 603.600 saham TUGU pada harga rata-rata Rp1.142 atau setara dengan Rp689,31 juta. Pembelian yang dilakukan pada 22 November 2024 ini membuat kepemilikan Emil di saham TUGU bertambah menjadi 755.600 saham atau setara dengan 0,0213 persen.

Mengikuti rekannya, Direktur Pemasaran Asuransi TUGU, Ery Widiatmoko juga memborong 603.600 saham pada 22 November 2024. Dengan harga rata-rata pembelian di Rp1.142 per saham, Ery merogoh kocek senilai Rp689,31 juta untuk aksi ini, sehingga memiliki 0,017 persen saham Perseroan.

Tak ketinggalan, Direktur Teknik TUGU, Sudarlin dan Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko TUGU, Edi Yoga Prastyo, juga melakukan aksi pembelian serupa.

Keduanya melakukan pembelian masing-masing 413.400 saham pada harga rata-rata Rp1.142 per saham. Dengan demikian, masing-masing mengeluarkan dana Rp472,1 juta untuk aksi ini.

Setelah transaksi, saham TUGU yang dimiliki Sudarlin bertambah jadi 615.900 saham atau 0,0173 persen. Sementara saham Edi Yoga bertambah jadi 580.600 saham atau 0,0163 persen.

Menurut Analis Panin Sekuritas, Sarkia Adelia, aksi pembelian saham TUGU oleh jajaran manajemen tersebut merupakan satu hal yang positif.

"Pembelian saham oleh jajaran manajemen kunci ini mencerminkan optimisme terhadap fundamental dan prospek perseroan ke depan," ujar Sarkia, dalam keterangan resminya, Jumat (29/11/2024).

Sarkia juga melihat momentum kinerja TUGU saat ini positif dengan pertumbuhan premi dan peningkatan laba bersih yang berasal dari operasional inti perusahaan.

"Pendapatan premi masih tumbuh dobel digit sementara loss ratio berhasil dijaga bahkan diturunkan di level 56 persen, jauh di bawah 62 persen di tahun lalu," ujar Sarkia.

TUGU mencatatkan laba bersih setelah hak minoritas secara konsolidasian sebesar Rp592 miliar pada kinerja Januari-September 2024, atau hampir mendekati dari konsensus estimasi net profit pada analis yang menargetkan Rp700 miliar.

Laba per triwulan III-2024 tersebut terlihat turun secara year on year karena pada tahun lalu emiten ini mendapatkan pendapatan satu waktu atau one time revenue dari pembayaran kasus hukum Citibank N.A di Hong Kong.

Pencapaian laba didukung oleh pencapaian premi bruto secara konsolidasian senilai Rp6,9 triliun, meningkat sebesar sebesar 26 persen (YoY). Penyumbang terbesar dari pertumbuhan premi ini masih berasal dari segmen asuransi kebakaran.

Premi bruto asuransi kebakaran mencapai Rp2,9 triliun per akhir September 2024 atau naik 53 persen YoY. Kontribusi segmen ini ke total premi bruto perseroan mencapai 43 persen.

Total pendapatan underwriting TUGU mencapai Rp2,3 triliun atau naik 17 persen yoy. Sementara total pendapatan TUGU yang berasal dari pendapatan underwriting, pendapatan investasi dan pendapatan usaha lainnya mencapai Rp3,2 triliun dan tumbuh 16 persen yoy.

Ketika total pendapatan TUGU tumbuh dobel digit, total beban usaha perseroan tumbuh terbatas. Beban klaim neto perseroan hanya naik sembilan persen yoy menjadi Rp1,6 triliun akhir September 2024. Sedangkan beban operasional justru turun 5% yoy menjadi Rp544 miliar pada waktu yang sama.

Total beban usaha perseroan hanya naik enam persen yoy menjadi Rp2,4 triliun, meski ada peningkatan 17 persen yoy dari sisi beban operasional lainnya selaras dengan peningkatan pendapatan usaha lainnya.

Di luar pendapatan/(beban) operasional lainnya, laba usaha TUGU tumbuh 57 persen yoy menjadi Rp783 miliar.

Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis, memperkirakan kinerja yang solid dari TUGU akan berlanjut sampai akhir tahun. Hal ini didongkrak oleh bisnis asuransi umum yang tumbuh dengan solid serta kinerja investasi maupun anak usaha yang positif.

"Tahun 2024 kinerja TUGU lebih banyak ditopang oleh core business di segmen asuransi. Laba bersih hingga September 2024 mencapai Rp 592 miliar. Jika pendapatan non-core atas kemenangan kasus dengan Citibank Hong Kong dikeluarkan, maka sebenarnya core profit TUGU masih naik sekitar 120 persen. Hingga akhir tahun angka laba bersih Rp700 miliar tentunya masih feasible untuk dicapai," ujar Azis.

(taufan sukma)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |