Urutan pertama dalam penyebaran infaq menurut Islam penting untuk dipahami agar Anda bisa lebih bijak dalam berbagi dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
Pahami Urutan Pertama dalam Penyebaran Infaq Menurut Islam. (Foto: MNC Media)
IDXChannel – Urutan pertama dalam penyebaran infaq menurut Islam penting untuk dipahami agar Anda bisa lebih bijak dalam berbagi dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
Infaq merupakan salah satu bentuk amal dalam Islam yang sangat dianjurkan. Berbeda dengan zakat yang memiliki aturan tertentu, infaq lebih fleksibel dan dapat diberikan kepada siapa saja. Namun, Islam mengajarkan urutan prioritas dalam menyalurkan infaq, agar manfaatnya lebih besar dan tepat sasaran.
Lantas, siapa saja urutan pertama dalam penyebaran infaq menurut Islam? Agar tidak bingung, IDXChannel menyajikan penjelasan serta aturan pembagian infaq sebagai berikut.
Urutan Pertama dalam Penyebaran Infaq Menurut Islam
Secara bahasa, infaq berasal dari kata nafaqa yang berarti mengeluarkan atau membelanjakan harta. Dalam Islam, infaq adalah mengeluarkan sebagian harta untuk kepentingan di jalan Allah SWT, baik wajib maupun sunnah.
Berbeda dengan zakat yang memiliki nisab dan asnaf tertentu, infaq tidak memiliki batasan jumlah maupun penerima. Infaq bisa diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan, baik individu, masyarakat, maupun kepentingan umum.
Dalam ajaran Islam, pemberian infaq harus diberikan kepada orang-orang terdekat terlebih dahulu, sebagaimana yang disebutkan dalam Alquran dan hadits. Berikut adalah urutan prioritas dalam penyebaran infaq.
1. Keluarga dan Kerabat (Urutan Pertama)
Penerima infaq yang paling utama adalah keluarga dan kerabat dekat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Alquran:
“Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: ‘Apa saja harta yang kamu nafkahkan, maka hendaklah diberikan kepada orang tua, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang-orang yang dalam perjalanan.’”
(QS. Al-Baqarah: 215)
Dari ayat tersebut, dapat disimpulkan bahwa keluarga memiliki prioritas utama dalam menerima infaq. Bahkan, Rasulullah SAW menegaskan bahwa menafkahkan harta kepada keluarga adalah bentuk ibadah yang besar pahalanya.
Dalil Hadits tentang Infaq untuk Keluarga
Rasulullah SAW bersabda:
“Sedekah kepada orang miskin hanya mendapatkan pahala sedekah, tetapi jika diberikan kepada kerabat maka ia mendapatkan dua pahala: pahala sedekah dan pahala menyambung silaturahmi.”
(HR. An-Nasa’i dan At-Tirmidzi)
Hadits ini menunjukkan bahwa memberikan infaq kepada keluarga memiliki pahala ganda, yaitu sebagai sedekah dan sebagai bentuk menjaga tali persaudaraan.
2. Anak Yatim dan Fakir Miskin
Setelah keluarga, prioritas selanjutnya adalah anak yatim dan fakir miskin. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:
“Berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin.”
(QS. Al-Baqarah: 83)
Anak yatim dan fakir miskin adalah golongan yang lemah dan membutuhkan bantuan, sehingga mereka juga termasuk prioritas utama dalam menerima infaq.
3. Orang yang Berjuang di Jalan Allah (Fisabilillah)
Penerima infaq berikutnya adalah mereka yang berjuang di jalan Allah (fisabilillah). Ini bisa mencakup dakwah, pendidikan Islam, pembangunan masjid, dan kegiatan keagamaan lainnya.
Allah berfirman:
“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, miskin, amil zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan.”
(QS. At-Taubah: 60)
Ayat ini juga dapat menjadi pedoman dalam menyalurkan infaq untuk keperluan dakwah dan jihad di jalan Allah.
4. Kepentingan Sosial dan Umat Islam
Infaq juga dapat diberikan untuk kepentingan sosial seperti:
- pembangunan masjid dan sekolah Islam;
- bantuan kepada korban bencana alam;
- penyediaan air bersih dan fasilitas umum.
Dalam Islam, segala bentuk infaq yang memberikan manfaat bagi umat termasuk dalam amalan yang berpahala besar.
Aturan dan Tata Cara Menyalurkan Infaq
Dalam menyalurkan infaq, ada beberapa aturan yang perlu diperhatikan agar sesuai dengan ajaran Islam. Berikut urutan penyaluran infaq dalam Islam.
- Didahulukan kepada keluarga yang membutuhkan.
- Diberikan dengan niat ikhlas karena Allah.
- Tidak menyakiti hati penerima dengan mengungkit pemberian.
- Diberikan dengan cara yang baik dan tidak merendahkan martabat penerima.
- Harta yang diinfaqkan berasal dari sumber yang halal.
Rasulullah SAW bersabda:
“Wahai manusia! Sesungguhnya Allah itu baik, dan Dia tidak akan menerima sesuatu kecuali yang baik.”
(HR. Muslim)
Oleh karena itu, pastikan bahwa harta yang diinfaqkan berasal dari sumber yang halal dan tidak mengandung unsur riba atau haram.
Itulah penjelasan mengenai siapa saja urutan pertama dalam penyebaran infaq menurut Islam yang perlu Anda pahami.