Kejar Target Ketahanan Energi Nasional, SKK Migas Minta Media Massa Lakukan Ini

1 month ago 25

sinergi antara media massa bersama dengan KKKS dan SKK Migas sangat diperlukan untuk terus mengedukasi masyarakat mengenai peran penting industri hulu migas.

 MNC Media)

Kejar Target Ketahanan Energi Nasional, SKK Migas Minta Media Massa Lakukan Ini (foto: MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah terus berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan energi domestik lewat program ketahanan energi nasional.

Salah satunya dengan menggandeng kalangan swasta, seperti halnya yang dilakukan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), bersama sejumlah pelaku industri migas Tanah Air.

Misalnya saja proyek kolaborasi SKK Migas bersama PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dalam memenuhi kebutuhan energi domestik dengan mengutamakan aspek keterjangkauan, keandalan, dan keberlanjutan.

Upaya tersebut dilakukan pihak MEDC melalui salah satu unit usaha yang bergerak dalam eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, yaitu Medco E&P Indonesia.

Namun demikian, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D Suryodipuro, menyatakan bahwa upaya perwujudkan ketahanan energi nasional merupakan tanggung jawab semua pihak.

Tak hanya para pelaku industri migas dan ekosistem energi dalam negeri, upaya pemenuhan kebutuhan domestik juga harus menjadi harapan bagi seluruh pihak. Tak terkecuali dari kalangan media massa nasional.

"SKK Migas bersama KKKS berkomitmen penuh untuk terus berkontribusi pada ketersediaan energi yang terjangkau, andal dan berkelanjutan, serta memastikan keberhasilan transisi energi," ujar Hudi, dalam keterangan resminya, Jumat (30/11/2024).

Untuk itu, menurut Hudi, sinergi antara media massa bersama dengan KKKS dan SKK Migas sangat diperlukan untuk terus mengedukasi masyarakat mengenai peran penting industri hulu migas bagi energi masa depan Indonesia.

"Pemberitaan berimbang dapat mendorong kelancaran investasi industri hulu migas dan memastikan kelancaran produksi, sehingga kami dapat terus bekerja dan berkontribusi pada ketahanan energi nasional," ujar Hudi.

Sementara, terkait kerjasamanya dengan SKK Migas, pihak MEDC juga terus berupaya menekan produksi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) melalui beragam inovasi di setiap aktivitas produksinya.

Sebagai salah satu pelaku utama industri migas swasta nasional dan juga Asia Tenggara, Medco E&P terus aktif melakukan pengembangan proyek-proyek migas untuk meningkatkan produksi.

Di sisi lain, MEDC melalui salah satu anak usahanya, PT Medco Power Indonesia (Medco Power) juga memperluas fokus melalui pengembangan pembangkit listrik energi bersih dan terbarukan seperti tenaga surya dan panas bumi.

"Kami turut mengedepankan pengurangan emisi GRK melalui efisiensi energi, pemanfaatan energi terbarukan dalam kegiatan operasi, serta melakukan studi Carbon Capture and Storage (CCS)," ujar Director & Chief Administrative Officer MEDC, Amri Siahaan.

Menurut Amri, upaya peningkatan efisiensi operasional dan pengembangan teknologi sangat penting dilakukan guna mengejar target pemenuhan kebutuhan energi nasional.

Sejauh ini, Amri menjelaskan, pihaknya terus dan senantiasa mengupayakan peningkatan produksi dengan menggunakan teknologi tepat guna dan mendukung transisi energi dengan mengoptimalkan penggunaan bahan bakar fosil yang lebih ramah lingkungan.

Selain itu, MEDC disebut Amri juga concern  dalam upaya pengurangan emisi, serta menjajaki teknologi rendah karbon seperti CCS, demi mendukung keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Di lain pihak, Chief Financial Officer Medco Power, Myrta Utami, pihaknya senantiasa fokus dalam meningkatkan akses energi ramah lingkungan yang stabil, sebagai bagian dari solusi untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil. 

"Peluang pengembangan energi terbarukan di Indonesia masih sangat besar. Medco Power berkontribusi dengan menyediakan energi rendah karbon melalui berbagai proyek pengembangan baru, seperti tahap pertama Panas Bumi Ijen (35 MW), PLTS Bali Timur (25 MWp), dan konservasi energi di PLTGU ELB Batam menjadi combined cycle power plant (CCPP) dengan tambahan kapasitas 39 MW," ujar Myrta.

(taufan sukma)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |