Inflasi November 2024 Capai 1,5 Persen, Ekonom Sebut Tanda Ekonomi Masih Lesu

1 month ago 13

Inflasi kembali terjadi di bulan November 2024 sebesar 0,3 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

MNC Media)

Inflasi November 2024 Capai 1,5 Persen, Ekonom Sebut Tanda Ekonomi Masih Lesu (FOTO:MNC Media)

IDXChannel– Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi kembali terjadi di bulan November 2024 sebesar 0,3 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Namun demikian inflasi tahunan di bulan November ini 1,55 persen tercatat lebih rendah dibandingkan bulan November di 2023 lalu yang tercatat 2,86 persen.

Meski disinyalir sebagai tren positif, inflasi dua bulan terakhir itu pun dapat dipandang sebagai pertumbuhan ekonomi yang masih lesu. Tren inflasi yang hadir pasca gejala deflasi selama lima bulan berturut-turut sebelumnya justru dapat dipandang belum ada tanda-tanda positif dari pertumbuhan ekonomi yang diharapkan.

“Nah itu jadi inflasi yang terlalu rendah itu bagus, itu ekspektasi kita, tapi tentu saja pertanyaan berikutnya kenapa kok bisa terjadi begitu. Nah sayangnya adalah kalau saya melihat ini situasi kita selama berapa bulan dan kemudian 2 bulan terakhir ini yang sudah agak naik ini masih menunjukkan tanda bahwa ada kelesuan dalam perekonomian kita,” ujar Direktur Riset Core Indonesia, Ahmad Akbar Susamto dlam rubrik Market Review IDX Channel, Rabu (4/12/2024).

Ahmad mengatakan kondisi inflasi November ini dapat dilihat sebagai sinyal laju ekonomi masih belum dipandang baik dikarenakan beberapa hal. 

Dia menyebutkan laju pertumbuhan ekonomi sampai triwulan ketiga masih menurun dan inflasi yang masih lebih rendah secara year on year dibandingkan tahun lalu.

“Pertama adalah bahwa kita tahu sampai dengan Triwulan ketiga, laju pertumbuhan ekonomi kita itu terus menurun year on year. Kedua, sesudah kita deflasi selama berapa bulan, sekarang inflasi naik tetapi inflasi yang naik ini pun juga kalau year on year itu angkanya sebenarnya masih rendah, lebih rendah misalnya dibandingkan dengan inflasi Tahun 2023,” kata Ahmad.

Sementara itu, pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti yang menyatakan inflasi kembali terjadi di bulan November 2024 sebesar 0,3 persen atau lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya. 

Namun inflasi November lebih rendah dibandingkan November 2023, dengan demikian inflasi telah terjadi selama 2 bulan terakhir setelah selama 5 bulan mengalami deflasi yaitu dari bulan Mei hingga September 2024.

Amalia menambahkan komoditas penyumbang utama andil inflasi secara bulanan adalah bawang merah, tomat, emas perhiasan, daging ayam ras dan minyak goreng. Sedangkan secara tahunan adalah emas perhiasan, sigaret kretek mesin, beras, bawang merah dan kopi bubuk. 

(kunthi fahmar sandy)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |