Jakarta -
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat sebanyak ada sebanyak 27.774 tender yang terdaftar di pada Centralized Integrated Vendor Database (CIVD) sejak tahun 2017 hingga 2025. Data ini menunjukkan tingginya potensi migas di Indonesia.
Kepala Kelompok Kerja Kapasitas Nasional Divisi Rantai Suplai SKK Migas Maria Kristanti Wiharto menjelaskan, tender yang terdaftar dalam sistem CIVD mencakup perusahaan domestik maupun asing. Hal ini menandakan tertatanya ekosistem investasi di sektor hulu migas Indonesia.
"All the requirement dan regulation yang kita sudah punya di SKK Migas dan di upstream oil and gas, sudah sedemikian baik, sudah sangat kita membentuknya sudah sangat baik dan sangat mendukung program-program investasi," ujar Maria dalam acara Breakfast Meeting di Indonesian Petroleum Association (IPA) Convex 2025, di ICE BSD, Tangerang, Banten, Senin (20/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia merinci, tercatat sebanyak 71 production sharing contract (PSCs) dan sebanyak 32.691 Sertifikat Pengganti Dokumen Administrasi (SPDA) yang telah diterbitkan SKK Migas sepanjang tahun 2017 hingga 2025.
Selain itu, tercatat sebanyak 429 vendor yang tercatat dalam platform marketplace digital yang dikelola oleh SKK Migas, yakni Indonesian Oil and Gas e-Commerce (IOG e-Commerce) sepanjang 2024. Kemudian ada sebanyak 38 PSCs, 18.481 produk, dengan nilai transaksi Rp 73 miliar.
Di sisi lain, Maria juga menyebut tingkat komponen dalam negeri (TKDN) terbesar disumbangkan oleh industri hulu migas. Di tahun 2024 sendiri, sektor hulu migas menyumbang TKDN sebanyak 58,32%. Sementara untuk tahun ini, tercatat sebanyak 59,65% TKDN yang disumbangkan oleh industri hulu migas sebesar hingga April 2025.
"Pencapaian untuk TKDN terbesar di Indonesia, saat ini ada di Hulu Migas, di Hulu Minyak dan Gas, untuk tahun 2024," imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Head of Work Program and Budgeting Strategy SKK Migas Tomy W. Poerwanto menjelaskan, Indonesia memiliki 128 cekungan. Hal ini menandakan fondasi kuat sektor migas di Indonesia.
Namun begitu, ada sebanyak 65 blok migas yang belum dimanfaatkan. "Seperti yang Anda lihat dari data, 65 cekungan. Hampir 50% masih belum dijelajahi. Mereka adalah modal kita untuk masa depan," ungkapnya.
Untuk diketahui, IPA Convex 2025 rencananya akan digelar selama tiga hari, mulai tanggal 20 hingga 22 Mei 2025, di ICE BSD, Tangerang, Banten. Acara yang mengusung tema Delivering Growth with Energy Resilience in Lower Carbon Environment ini rencananya akan dihadiri langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada gelaran hari kedua. Baca terus informasi terbaru terkait IPA Convex 2025 didtk.id/ipaconvex2025.
(rrd/rrd)