Harga emas turun tajam pada perdagangan Senin (25/11/2024), mencatatkan penurunan pertama dalam enam hari terakhir meskipun dolar Amerika Serikat (AS) melemah.
Harga Emas Jatuh 3 Persen Seiring Berkurangnya Permintaan Aset Aman. (Foto: Freepik)
IDXChannel - Harga emas turun tajam pada perdagangan Senin (25/11/2024), mencatatkan penurunan pertama dalam enam hari terakhir meskipun dolar Amerika Serikat (AS) melemah.
Penurunan ini terjadi setelah meredanya ketegangan geopolitik menyusul laporan Israel dan Lebanon telah mencapai kesepakatan gencatan senjata terkait konflik antara Israel dan kelompok milisi Hizbullah.
Menurut data pasar, emas spot (XAU/USD) jatuh 3,34 persen secara harian ke level USD2.625,62 per troy ons pada Senin.
Axios, mengutip pejabat AS, melaporkan pada Senin, Israel setuju untuk melakukan gencatan senjata dengan Lebanon.
Namun, serangan Israel ke Beirut dan roket Hizbullah yang ditembakkan ke perbatasan masih berlangsung.
Kesepakatan ini berhasil meredakan ketegangan yang sempat melonjak pekan lalu, di mana harga emas naik 6,5 persen setelah Ukraina melancarkan serangan pertama ke Rusia menggunakan rudal asing, memicu ancaman nuklir dari Rusia yang juga menembakkan rudal eksperimental ke kota Dnipro.
Dolar AS melemah tajam, kondisi yang biasanya mendukung harga komoditas yang dihargai dalam mata uang tersebut, setelah Presiden terpilih Donald Trump menunjuk manajer hedge fund Scott Bessent sebagai menteri keuangan.
CNBC International melaporkan, Bessent dianggap sebagai pilihan moderat yang dapat mendorong Trump untuk meninjau ulang rencana tarif luasnya. Indeks dolar ICE terakhir tercatat turun 0,71 poin menjadi 106,85.
Saxo Bank mencatat, mengutip MT Newswires, Senin (25/11), Bessent, yang dipandang sebagai pendukung kebijakan fiskal ketat, mungkin akan membawa stabilitas lebih besar pada ekonomi dan pasar keuangan AS. Ini dapat mengurangi permintaan aset aman dari investor yang khawatir terhadap situasi utang AS.
Sementara, analis pasar keuangan di StoneX Fawad Razaqzada mengatakan, penunjukan Bessent sebagai menteri keuangan oleh Donald Trump dinilai sebagai langkah terukur yang dapat memberikan stabilitas lebih besar pada prospek ekonomi AS dibandingkan kandidat lainnya.
Pada saat yang sama, laporan tentang meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah semakin melemahkan permintaan aset aman seperti emas.
Menurut Razaqzada, di tengah menurunnya permintaan aset aman dan revisi ekspektasi pemangkasan suku bunga AS yang lebih hawkish, prospek emas jangka pendek menjadi moderat bearish.
Meski demikian, katanya, dalam jangka sedikit lebih panjang, emas masih berpotensi naik hingga ke USD3.000 per troy ons.
Imbal hasil obligasi AS turut melemah. Surat utang bertenor dua tahun terakhir tercatat berada di level 4,288 persen, turun 9,6 basis poin, sedangkan imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun merosot 13,7 basis poin menjadi 4,274 persen. (Aldo Fernando)