Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) kembali menguat pada perdagangan Jumat (29/11/2024).
Harga CPO Naik 5 Hari Beruntun, Kembali Tembus MYR5.000 per Ton. (Foto: Freepik)
IDXChannel – Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) kembali menguat pada perdagangan Jumat (29/11/2024), mencatatkan kenaikan selama lima hari berturut-turut dan mencapai level tertinggi sejak 19 November.
Menurut data pasar, pukul 13.50 WIB, kontrak berjangka (futures) minyak sawit di Bursa Malaysia Derivatives meningkat sekitar 2,62 persen hingga menembus level MYR5.014 per ton.
Mengutip Trading Economics, Jumat (29/11), kenaikan ini dipicu kekhawatiran terhadap penurunan produksi akibat curah hujan tinggi yang terus berlangsung di beberapa wilayah Asia Tenggara.
Menurut Asosiasi Minyak Sawit Malaysia, produksi CPO selama 20 hari pertama November turun 5,2 persen secara bulanan, mendukung sentimen pasar.
Futures CPO berpeluang membukukan kenaikan bulanan keempat berturut-turut, dengan peningkatan sekitar 7 persen sejauh ini.
Hal ini didorong permintaan kuat dari pembeli terbesar, India, pada Oktober. Para pelaku industri di India aktif mengisi kembali stok yang sempat menipis akibat rendahnya impor sebelumnya dan tingginya permintaan selama musim perayaan.
Namun, sentimen positif ini agak teredam oleh kehati-hatian menjelang rilis estimasi ekspor November dari penyurvei kargo serta data PMI resmi dari China, yang merupakan konsumen utama minyak sawit.
Dalam waktu dekat, permintaan diperkirakan masih lesu, tetapi diproyeksikan pulih menjelang perayaan Tahun Baru Imlek dan Ramadan.
Proyeksi CPO di 2025
Menurut riset Algo Research, pada 26 November 2024, beberapa faktor utama mendorong lonjakan harga CPO ke level sekitar MYR4.600 per ton, naik 22 persen sejak posisi terendah September 2024.
Pertama, fenomena El Nino dan risiko geopolitik telah mengurangi pasokan ekspor, mendorong kenaikan harga 14 persen pada Oktober.
Kedua, Indonesia dan Malaysia memberlakukan pajak ekspor sebesar 7,5 persen dan 8,5 persen, yang memperketat prospek pasokan.
Ketiga, langkah-langkah regulasi seperti larangan ekspor Thailand hingga akhir tahun dan rencana kuota biofuel baru di Indonesia turut memperkuat sentimen pasar.
Keempat, permintaan kuat dari India mendukung harga, meski efek ini diprediksi melemah.
Ke depan, potensi kenaikan harga CPO terlihat di 2025. Indonesia akan mengimplementasikan program biodiesel B40, dengan kemungkinan peningkatan ke B50, sementara Malaysia akan memulai program B30 dan merencanakan kenaikan bertahap ke B50.
Program ini diprediksi menciptakan tekanan struktural pada pasokan, mendukung tren kenaikan harga dalam jangka panjang.
RHB Malaysia pun meningkatkan proyeksi harga CPO untuk 2025 sebesar 13 persen menjadi MYR4.300 per ton, dengan rentang perdagangan MYR4.400–4.800 per ton pada semester pertama 2025.
Namun, kata Algo Research, harga CPO di kuartal IV-2024 cenderung melemah secara musiman, membuka peluang aksi ambil untung dan koreksi jangka pendek. (Aldo Fernando)