Gaya hidup boros ditandai dengan perilaku menggunakan uang yang berlebihan dan tidak terkendali, terutama pada pengeluaran-pengeluaran yang bersifat tersier.
Apa Dampak Negatif dari Gaya Hidup Boros? 7 Akibat yang Patut Diwaspadai Semua Generasi. (Foto: Freepik)
IDXChannel—Apa saja dampak negatif dari gaya hidup boros? Gaya hidup boros dan konsumtif dapat menimbulkan efek samping negatif pada kesejahteraan seseorang. Risiko yang paling umum terjadi, individu jadi kesulitan menabung.
Gaya hidup boros ditandai dengan perilaku menggunakan uang yang berlebihan dan tidak terkendali, terutama pada pengeluaran-pengeluaran yang bersifat tersier. Gaya hidup boros adalah hasil kebiasaan, dan tidak muncul seketika begitu saja.
Banyak faktor memengaruhi permulaan perilaku boros. Salah satu yang paling umum adalah mengejar validasi dari orang lain. Secara internal individu membangun prinsip bahwa agar dipandang kekinian, sejahtera, dan mampu, maka barang yang dimiliki harus mewakili nilai-nilai tersebut.
Mengejar validasi dari orang lain ini muncul dari peer pressure atau tekanan dari lingkungan terdekat, bisa juga dari paparan konten dan media yang menunjukkan kemapanan dan kekinian yang pada akhirnya diambil sebagai standar.
Hal ini lantas bermanifestasi pada perilaku individu. Orang menjadi tidak ingin ketinggalan tren, menganggap bahwa kepemilikan barang versi terbaru adalah standar, lalu akhirnya individu rela mengeluarkan uang untuk barang dan jasa yang tidak perlu.
Agar hidup sejahtera dan layak, sebenarnya individu yang belum menikah hanya perlu mencukupi kebutuhan pokoknya, yakni: kebutuhan makan; transportasi keseharian; uang sewa (jika sewa rumah/kamar); listrik; biaya telekomunikasi; dan kebutuhan higienitas.
Ada pula kewajiban atau tanggungan finansial yang harus dibayar oleh individu, misalnya untuk orang tua atau saudaranya. Namun di luar pengeluaran yang telah disebutkan, pengeluaran lainnya boleh dibilang bersifat sekunder atau bahkan tersier.
Perilaku boros juga bisa muncul dari hasrat pribadi individu untuk memuaskan diri sendiri. Biasanya hasrat ini bisa muncul pada individu dengan hobi. Sementara hobi adalah kegiatan yang terkadang memerlukan uang.
Pengeluaran untuk hobi pun sebenarnya bersifat sekunder, bahkan tersier. Hobi membaca, maka membeli buku adalah kebutuhan sekunder/tersier. Hobi menonton, maka membeli tiket bioskop atau berlangganan layanan streaming adalah kebutuhan sekunder/tersier.
Selama terkendali dan tidak menganggu kebutuhan hidup pokok, sebenarnya mengeluarkan uang untuk hobi adalah wajar dan sah-sah saja. Namun pengeluaran hobi berpotensi menjadi berlebihan ketika individu mulai rela berutang dan mengambil alokasi dari dana yang mesti ditabung.
Selain itu, ada pula perilaku boros yang tidak disadari. Lantas, apa dampak negatif dari gaya hidup boros yang tidak teratasi? Melansir beragam sumber, berikut ini adalah dampak-dampak yang ditimbulkan dari perilaku boros.
Apa Dampak Negatif dari Gaya Hidup Boros? Waspadai Ini
1. Disorientasi Finansial
Individu yang terbiasa hidup boros berpotensi mengembangkan disorientasi finansial. Alias tidak tahu arah pengeluaran dengan jelas. Misalnya, dana yang awalnya diniatkan untuk dialokasikan ke tabungan, akhirnya terkikis karena dipakai untuk belanja konsumtif.
2. Tidak Punya Dana Darurat
Karena kesulitan fokus pada target finansialnya, individu akhirnya tidak bisa menabung. Individu jadi tidak mempunyai simpanan, dana darurat, apalagi aset investasi. Gaji dapat menguap karena habis untuk kebutuhan tidak berwujud dan tidak produktif.
3. Utang
Individu yang sulit mengontrol impuls berbelanja dan boros juga rentan terjerat utang. Karena tidak mampu menahan diri untuk tidak belanja, individu bisa memaksakan diri dan menggampangkan diri untuk mengajukan pinjaman.
Kemudahan pengajuan pinjaman online legal dapat membuat individu dengan mudahnya mengajukan utang bersifat jangka pendek. Seperti paylater ataupun pinjaman cepat.
4. Sulit Beli Rumah
Kesulitan memiliki aset, baik berupa investasi pasar modal ataupun rumah pertama, adalah salah satu dampak negatif yang muncul akibat perilaku boros. Individu yang sulit menabung, sangat mungkin kesulitan menabung untuk membeli ataupun membangun rumah.
5. Stress
Stress sangat mungkin muncul pada individu dengan perilaku boros. Karena terbiasa menuruti hasratnya dengan cepat, mereka dapat merasa stress jika tidak menuruti keinginan.
Secara bersamaan, individu juga merasa stress ketika menyadari mereka tidak punya tabungan. Apalagi jika individu sudah terlanjur terjerat utang dan ada tagihan yang harus dibayar setiap bulan.
6. Potensi Konflik
Perilaku boros berpotensi memicu konflik dalam pertemanan maupun hubungan keluarga. Pada individu yang sudah berpasangan, perilaku boros salah satu pasangan dapat menimbulkan pertengkaran. Demikian juga jika individu terlanjur memiliki utang ke kerabatnya.
7. Krisis Keuangan
Pada akhirnya, gaya hidup boros dapat memicu krisis keuangan. Terlebih jika individu sudah terlanjur memiliki tingkat pengeluaran yang melebihi pemasukannya selama sebulan. Gaji yang masuk tidak cukup untuk melunasi utang dan membiayai gaya hidup.
Dampak negatif dari gaya hidup boros dapat dihindari dengan menyudahi kebiasaan boros sesegera mungkin. Namun menyudahi perilaku boros perlu diawali dengan kesadaran diri, diikuti dengan komitmen dan konsisten mengubah kebiasaan borosnya.
Itulah beberapa dampak negatif dari gaya hidup boros yang patut diwaspadai.
(Nadya Kurnia)