Saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (sebelumnya PT Adaro Energy Indonesia Tbk) atau ADRO menguat pada Senin (2/12/2024) pagi.
Saham ADRO Akhirnya Rebound, Melesat 9 Persen. (Foto: Freepik)
IDXChannel – Saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (sebelumnya PT Adaro Energy Indonesia Tbk) atau ADRO menguat pada Senin (2/12/2024) pagi, pulih dari tekanan jual yang tinggi seiring memasuki ex-date dividen di pekan lalu.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.11 WIB, saham ADRO meningkat 9,13 persen ke Rp2.270 per saham. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp533,27 miliar.
Sebelumnya, ADRI turun signifikan 24,64 persen, mendekati level auto rejection bawah (ARB) 25 persen, pada Jumat (29/11) pekan lalu.
Pada Kamis (28/11), saat ex-date dividen, ADRO ditutup jatuh 24,80 persen, menyentuh batas ARB 25 persen.
Penurunan tajam pada dua hari terakhir di pekan lalu mencerminkan dampak langsung dari aksi korporasi, termasuk pembagian dividen spesial yang besar dan ekspektasi pasar terhadap valuasi pasca pemisahan bisnis (spin-off).
Namun, kerugian tersebut dapat berpotensi diimbangi dengan peluang partisipasi dalam Penawaran Umum Oleh Pemegang Saham (PUPS) PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI).
Dengan valuasi awal yang sangat kompetitif, investor yang menebus saham AADI memiliki prospek untuk memanfaatkan kenaikan valuasi jangka menengah hingga panjang, seperti diproyeksikan oleh analis BRI Danareksa Sekuritas.
Meski demikian, keputusan untuk berpartisipasi dalam PUPS memerlukan evaluasi risiko yang cermat, mengingat potensi fluktuasi harga ADRO dan AADI pasca listing.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menjelaskan, fluktuasi harga saham ADRO selama dua hari terakhir tak bisa dianalisis secara teknikal karena aksi korporasi (corporate action) yang besar, seperti pembagian dividen spesial, menyebabkan pergerakan harga di luar pola historis yang wajar.
Secara fundamental, ADRO saat ini melakukan pemisahan (spin-off) unit bisnis batu bara termalnya melalui PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI).
Dalam proses ini, kata Michael, investor ADRO ditawarkan dividen spesial sebesar Rp1.352 per saham, yang memberikan imbal hasil dividen atawa dividend yield sekitar 30 persen.
Penawaran ini berlaku hingga 26 November, mendorong banyak investor ADRO untuk menjual saham mereka setelah tanggal tersebut.
Pada perdagangan pertama setelah pembagian dividen, Kamis (28/11), tercatat terdapat aksi jual besar dengan volume mencapai 14 juta lot atau senilai lebih dari Rp3,5 triliun.
“Namun pada hari ini, perdagangan ADRO terlihat tidak sebesar itu,” kata Michael kepada IDXChannel.com, Jumat (29/11/2024) lalu.
Menurut Yeoh, keluarnya saham ADRO dari penurunan hingga batas ARB pada gilirannya akan membuat investor ADRO—yang mendapat jatah AADI—yang melakukan aksi jual di pagi ini berpotensi mendapat keuntungan.
Hal ini, masih mengikuti Yeoh, disebabkan oleh valuasi AADI yang menarik, dengan rasio price-to-earnings (PE) awal di angka 2 kali, sementara target PE diperkirakan berada di kisaran 5–7 kali.
Singkatnya, skema ini dinilai memberikan peluang signifikan bagi pemegang saham ADRO yang menebus saham AADI.
Dividen Besar Bikin Riuh Pasar
ADRO tengah menjadi sorotan pelaku pasar setelah mengumumkan melakukan pemisahan bisnis anak usahanya, yang selama ini menjadi andalan di sektor batu bara, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk atau AAI.
Spin-off tersebut dibarengi dengan melantainya AAI, nanti menggunakan ticker saham AADI, di awal Desember mendatang.
Nah, seiring dengan itu, ADRO pun membagikan dividen spesial dengan nilai jumbo untuk para pemegang saham perseroan, yang bisa digunakan untuk menebus porsi saham AADI usai gelaran penawaran saham perdana (IPO).
Diwartakan sebelumnya, sesuai keputusan mata acara pertama dalam RUPSLB, pemegang saham menyepakati usulan dividen dengan total nilai USD2,6 miliar atau setara Rp41,7 triliun (mengacu kurs Jisdor BI Rp15.888 per USD).
“Perseroan memiliki saldo kas internal secara konsolidasian yang cukup untuk melaksanakan pembagian dividen tunai,” kata manajemen dalam materi penjelasan RUPSLB di Jakarta pada Senin (18/11/2024).
Para pemegang saham juga menyepakati pergantian nama perusahaan menjadi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk.
Manajemen menerangkan, perubahan nama menjadi salah satu langkah ADRO memperkenalkan identitas baru sebagai entitas induk yang akan lebih berfokus pada bisnis hijau dan pengembangan proyek-proyek ramah lingkungan.
Beberapa pilar bisnis hijau ADRO meliputi Adaro Minerals dan Adaro Green.
“Langkah ini diambil setelah terjadinya pemisahan pilar bisnis pertambangan batubara termal dan beberapa bisnis pendukungnya, melalui pelaksanaan PUPS,” ujar manajemen.
Menurut catatan Stockbit Sekuritas, Senin (18/11), pemegang saham ADRO dalam RUPSLB belum mengumumkan jumlah pasti pembayaran dividen tersebut.
Analis Stockbit Sekuritas memperkirakan, apabila manajemen ADRO memutuskan untuk membagikan dividen dengan batas maksimumnya sebesar USD2,6 miliar.
Dalam keterbukaan informasi pada 20 November 2024, manajemen mengumumkan cum dividen di pasar reguler dan negosiasi ditetapkan pada Selasa (26/11), sementara ex dividen untuk kedua pasar tersebut dimulai pada Kamis (28/11) lalu.
Di pasar tunai, cum dividen dijadwalkan pada 29 November 2024, dengan ex dividen dimulai pada 2 Desember 2024.