Penurunan tajam saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (sebelumnya PT Adaro Energy Indonesia Tbk) alias ADRO dalam dua hari terakhirmembuat riuh pelaku pasar
Pandangan Pengamat Usai Saham ADRO Jatuh Pasca Ex Date Dividen. (Foto: Adaro)
IDXChannel – Penurunan tajam saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (sebelumnya PT Adaro Energy Indonesia Tbk) alias ADRO dalam dua hari terakhir seiring memasuki ex-date dividen membuat riuh pelaku pasar saham dalam negeri.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, hingga pukul 10.13 WIB, saham ADRO turun signifikan 23,19 persen ke Rp2.120 per saham. Nilai transaksi tercatat sangat besar, yakni mencapai Rp1,60 triliun.
Sebelumnya, sesaat bel pembukaan berbunyi, pukul 09.00 WIB, saham ADRO sempat merosot hingga auto rejection bawah (ARB) 25 persen.
Pada Kamis (28/11), saat ex-date dividen, ADRO ditutup jatuh 24,80 persen, menyentuh batas ARB 25 persen.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menjelaskan, fluktuasi harga saham ADRO saat ini tidak bisa dianalisis secara teknikal karena aksi korporasi (corporate action) yang besar, seperti pembagian dividen spesial, menyebabkan pergerakan harga di luar pola historis yang wajar.
Secara fundamental, ujarnya, ADRO saat ini melakukan pemisahan (spin-off) unit bisnis batu bara termalnya melalui PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI).
Dalam proses ini, kata Michael, investor ADRO ditawarkan dividen spesial sebesar Rp1.352 per saham, yang memberikan imbal hasil dividen atawa dividend yield sekitar 30 persen.
Penawaran ini berlaku hingga 26 November, mendorong banyak investor ADRO untuk menjual saham mereka setelah tanggal tersebut.
Pada perdagangan pertama setelah pembagian dividen, Kamis (28/11), tercatat terdapat aksi jual besar dengan volume mencapai 14 juta lot atau senilai lebih dari Rp3,5 triliun.
“Namun pada hari ini, perdagangan ADRO terlihat tidak sebesar itu,” kata Michael kepada IDXChannel.com, Jumat (29/11/2024).
Menurut Yeoh, keluarnya saham ADRO dari penurunan hingga batas ARB pada gilirannya akan membuat investor ADRO—yang mendapat jatah AADI—yang melakukan aksi jual di pagi ini berpotensi mendapat keuntungan.
Hal ini, masih mengikuti Yeoh, disebabkan oleh valuasi AADI yang menarik, dengan rasio price-to-earnings (PE) awal di angka 2 kali, sementara target PE diperkirakan berada di kisaran 5–7 kali.
Singkatnya, skema ini dinilai memberikan peluang signifikan bagi pemegang saham ADRO yang menebus saham AADI.
Dividen Besar Bikin Riuh Pasar
ADRO tengah menjadi sorotan pelaku pasar setelah mengumumkan melakukan pemisahan bisnis anak usahanya, yang selama ini menjadi andalan di sektor batu bara, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk atau AAI.
Spin-off tersebut dibarengi dengan melantainya AAI, nanti menggunakan ticker saham AADI, di awal Desember mendatang.
Nah, seiring dengan itu, ADRO pun membagikan dividen spesial dengan nilai jumbo untuk para pemegang saham perseroan, yang bisa digunakan untuk menebus porsi saham AADI usai gelaran penawaran saham perdana (IPO).
Diwartakan sebelumnya, sesuai keputusan mata acara pertama dalam RUPSLB, pemegang saham menyepakati usulan dividen dengan total nilai USD2,6 miliar atau setara Rp41,7 triliun (mengacu kurs Jisdor BI Rp15.888 per USD).
“Perseroan memiliki saldo kas internal secara konsolidasian yang cukup untuk melaksanakan pembagian dividen tunai,” kata manajemen dalam materi penjelasan RUPSLB di Jakarta pada Senin (18/11/2024).
Para pemegang saham juga menyepakati pergantian nama perusahaan menjadi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk.
Manajemen menerangkan, perubahan nama menjadi salah satu langkah ADRO memperkenalkan identitas baru sebagai entitas induk yang akan lebih berfokus pada bisnis hijau dan pengembangan proyek-proyek ramah lingkungan.
Beberapa pilar bisnis hijau ADRO meliputi Adaro Minerals dan Adaro Green.
“Langkah ini diambil setelah terjadinya pemisahan pilar bisnis pertambangan batubara termal dan beberapa bisnis pendukungnya, melalui pelaksanaan PUPS,” ujar manajemen.
Menurut catatan Stockbit Sekuritas, Senin (18/11), pemegang saham ADRO dalam RUPSLB belum mengumumkan jumlah pasti pembayaran dividen tersebut.
Analis Stockbit Sekuritas memperkirakan, apabila manajemen ADRO memutuskan untuk membagikan dividen dengan batas maksimumnya sebesar USD2,6 miliar.
Dalam keterbukaan informasi pada 20 November 2024, manajemen mengumumkan cum dividen di pasar reguler dan negosiasi ditetapkan pada Selasa (26/11), sementara ex dividen untuk kedua pasar tersebut akan dimulai pada Kamis (28/11).
Di pasar tunai, cum dividen dijadwalkan pada 29 November 2024, dengan ex dividen dimulai pada 2 Desember 2024.
Tanggal pencatatan atau recording date akan berlangsung pada 29 November 2024 pukul 16.00 WIB. Dividen tunai ini rencananya akan dibayarkan kepada para pemegang saham pada 6 Desember 2024.
Sebagai pengingat, cum dividen adalah tanggal terakhir bagi pemegang saham untuk membeli saham dan tetap berhak menerima dividen.
Sementara ex dividen adalah tanggal pertama setelah cum dividen, di mana saham diperdagangkan tanpa hak dividen. Jika membeli saham setelah tanggal ex dividen, Anda tidak akan mendapatkan dividen tersebut.
Memang, harga saham cenderung turun pada hari ex dividen karena pasar mencerminkan nilai dividen yang akan dibayarkan.
Pada hari ex dividen, saham diperdagangkan tanpa hak untuk menerima dividen, yang berarti investor yang membeli saham setelah tanggal tersebut tidak akan menerima dividen yang diumumkan. Oleh karena itu, harga saham sering kali turun setara dengan jumlah dividen yang akan dibagikan.