Kinerja saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) terus tertekan akhir-akhir ini.
Kinerja saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) terus tertekan akhir-akhir ini. (Foto: MNC Media)
IDXChannel - Kinerja saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) terus tertekan akhir-akhir ini. Dalam satu bulan terakhir, harganya turun lebih dari 13 persen ke Rp580.
Pada perdagangan Kamis (14/11/2024) sore, harga saham SIDO turun 3,33 persen seiring penurunan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Setelah cum date dividen pada 4 November, harga saham SIDO terus turun, bahkan sempat menyentuh level Rp560.
Hingga kuartal III-2024, laba bersih SIDO mencapai Rp778 miliar, tumbuh 33 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kendati demikian, laba SIDO secara kuartalan turun 22 persen menjadi Rp170 miliar.
Kinerja SIDO di sembilan bulan pertama tahun ini cukup baik meskipun para analis terbelah. Tim Riset Stockbit Sekuritas menilai, pertumbuhan laba bersih SIDO di kuartal III-2024 sebesar 23 persen akibat perbandingan tahun lalu yang rendah (low-base effect).
"Hasil tersebut membuat laba bersih selama 9M24 mencapai Rp778 miliar, di bawah ekspektasi karena hanya setara 60 persen atau 66 persen dari estimasi FY24F Stockbit atau konsensus," katanya lewat riset.
Menurut Stockbit, realisasi laba bersih SIDO pada sembilan bulan pertama biasanya mencapai 70 persen dari realisasi tahun penuh. Laba bersih yang rendah itu disebabkan oleh pendapatan yang tak terlalu baik, terutama dari turunnya penjualan Tolak Angin dan penurunan margin akibat kenaikan harga bahan baku, terutama gula.
AdapunAnalis CGSI Sekuritas Baruna Arkasatyo justru menilai, kinerja SIDO sudah sesuai ekspektasi. Dia menilai, pendapatan SIDO secara musiman berpotensi meningkat di kuartal IV.
"Seiring masuknya musim penghujan di kuartal IV seharusnya akan mendorong penjualan obat pencegah flu (Tolak Angin) SIDO," katanya.
Dia mengakui adanya penurunan margin kotor pada segmen herbal SIDO menjadi 64,9 persen akibat lemahnya penjualan Tolak Angin. Penurunan margin juga terjadi di segmen F&B menjadi 34,1 persen akibat kenaikan harga bahan baku.
Dia memasang target harga saham SIDO Rp700 dengan potensi kenaikan penjualan Tolak Angin di akhir tahun akibat musim hujan, membaiknya daya beli masyarakat, dan penguatan rupiah atas dolar AS dalam beberapa waktu ke depan.
Sementara Analis KB Valbury Sekuritas, Andre Suntono menaikkan target harga SIDO menjadi Rp760 per saham. Dia menilai, kinerja keuangan Sido Muncul pada kuartal III-2024 tak begitu baik akibat faktor musiman.
Andre mengatakan, musim penghujan tahun ini terjadi lebih lambat dari biasanya sehingga dampaknya bagi kinerja SIDO baru akan terasa pada kuartal I-2025. Dia memprediksi laba bersih SIDO tahun depan dapat mencapai Rp1,33 triliun.
Saat ini, harga saham SIDO diperdagangkan di level PE Ratio 16,7 kali. Rasio tersebut di bawah rata-rata PE Ratio SIDO dalam lima tahun terakhir.
(Rahmat Fiansyah)