Skandal Goldenberg Kenya, Salah Satu Kasus Korupsi Emas Terbesar di Dunia

5 hours ago 1

Skandal Goldenberg terjadi pada awal 1991-1993 ini melibatkan kegiatan ekspor emas fiktif yang dilakukan dua perusahaan, dengan imbalan kompensasi tunai.

 Freepik)

Skandal Goldenberg Kenya, Salah Satu Kasus Korupsi Emas Terbesar di Dunia. (Foto: Freepik)

IDXChannel—Skandal Goldenberg di Kenya adalah salah satu kasus korupsi emas terbesar di dunia yang melibatkan banyak pejabat-pejabat tinggi pemerintahan, dengan nilai kerugian yang ditaksir mencapai USD2,3 miliar. 

Skandal Goldenberg terjadi pada awal 1991-1993 ini adalah kegiatan ekspor emas fiktif yang melibatkan dua perusahaan, yakni Goldenberg International dan Exchange Bank Limited. 

Kedua perusahaan ini dimiliki dan dipimpin oleh pengusaha bernama Kamlesh Pattni dan mitranya, James Kanyotu, yang merupakan direktur badan intelijen Kepolisian Kenya. Kedua figur ini mengantongi izin dari pemerintah untuk mengekspor emas dan berlian. 

Namun kenyataannya, ekspor emas tidak pernah dilakukan. Para pelaku ini hanya mengumpulkan keuntungan dari subsidi besar yang diberikan oleh pemerintah Kenya, di mana subsidi diberikan dalam bentuk kompensasi tunai maupun keringanan pajak. 

Begini kisahnya sesuai penjelasan The Conversation dan sumber lainnya (12/3). 

Skandal Goldenberg, Kasus Korupsi Emas Terbesar di Dunia 

Skandal ini terjadi ketika kondisi perekonomian di Kenya tengah ambruk. Saat itu Kenya mengalami ketidakstabilan ekonomi dan penurunan cadangan devisa. Selain itu kondisi politik di Kenya juga membuat investor angkat kaki. 

Pada akhirnya pemerintah Kenya kesulitan membayar utang luar negeri. Pemerintah Kenya lantas mengharapkan pinjaman yang lebih murah dari lembaga keuangan internasional (IMF). 

Pengajuan pinjaman ini diberikan, dengan syarat dari IMF bahwa pemerintah harus mereformasi ekonomi untuk memperbaiki kondisi perekonomian domestik dan memberikan stimulus pada perdagangan. 

Secara bersamaan, Goldenberg mengajukan keistimewaan kepada pemerintah Kenya dengan kesepakatan yang dianggap dapat mendukung pertumbuhan ekonomi negara tersebut. 

Pemerintah Kenya memberikan hak monopoli atas ekspor emas dan berlian kepada Goldenberg, dengan syarat perusahaan itu harus menjamin perolehan pendapatan tahunan senilai USD50 juta kepada bank sentral. 

Selain diberi hak monopoli, Goldenberg juga menerima subsidi sebesar 35 persen dari nilai ekspor. Perusahaan ini diberikan kompensasi ekspor hingga 20 persen, dan tambahan pembayaran ex-gratia sebesar 15 persen dari menteri keuangan Kenya. 

Ex gratia adalah pembayaran tanpa kewajiban hukum yang mengikat, berfungsi sebagai bentuk goodwill untuk mengkompensasi kerugian yang mungkin dialami penerima, yang dalam hal ini adalah Goldenberg. Namun kenyataannya, ekspor emas dan berlian itu tidak pernah terjadi. 

Kenya sebenarnya hanya punya cadangan emas yang sedikit, dan sama sekali tidak memiliki cadangan berlian. Sehingga pemerintah Kenya sebenarnya menandatangani izin ekspor emas fiktif selama 1991-1993. 

Goldenberg memalsukan invoice dan secara ilegal mengimpor emas agar dapat mengajukan klaim kompensasi ekspor. Pada puncak kasusnya, Goldenberg mengatur ekspor fiktif bernilai USD400 juta di atas kertas, dan menerima USD45 juta sebagai kompensasi. 

Kegiatan ekspor fiktif ini tercatat selama tiga tahun. Komisi Penyelidikan Yudisial memperkirakan Goldenberg ‘mencuri’ KSH158,3 miliar (Shilling Kenya), atau setara dengan USD2,3 miliar pada masa itu. 

Angka itu setara dengan Rp3,790 triliun jika dikonversi dengan nilai rupiah hari ini. Namun angka pastinya masih menjadi spekulasi. 

Dalam rangkaian skema ekspor fiktif ini, banyak pejabat-pejabat tinggi di pemerintahan Kenya terlibat dengan memberikan izin pembayaran kepada Goldenberg, inilah yang menjadikannya sebagai korupsi. 

Agar Goldenberg dapat mengajukan klaim subsidi, perusahaan ini harus mengantongi tanda tangan dari bea cukai saat ekspor fiktif terlaksana, tanda tangan dari bank sentral Kenya ketika pendapatan fiktif dicatat masuk, dari kementerian mineral ketika produksi fiktif dilakukan, dan dari kementerian keuangan untuk finalisasi perizinan. 

Itulah skandal Goldenberg, salah satu kasus korupsi emas terbesar di dunia. 


(Nadya Kurnia)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |