Bursa Asia Beragam, KOSPI Korsel Turun Hampir 2 Persen

1 month ago 16

Bursa saham Asia bergerak variatif pada perdagangan Senin (9/12/2024), menjelang pertemuan bank sentral yang diperkirakan memangkas suku bunga.

 MNC Media)

Bursa Asia Beragam, KOSPI Korsel Turun Hampir 2 Persen. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Bursa saham Asia bergerak variatif pada perdagangan Senin (9/12/2024), menjelang pertemuan bank sentral yang diperkirakan memangkas suku bunga.

Sementara itu, data inflasi Amerika Serikat (AS) menjadi rintangan terakhir untuk kelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut di sana.

Menurut data pasar, pukul 09.22 WIB, Indeks Nikkei 225 naik 0,34 persen, sedangkan TOPIX Jepang tumbuh 0,46 persen, didorong revisi naik data pertumbuhan ekonomi.

Indeks Shanghai Composite terkerek 0,45 persen dan Hang Seng Index Hong Kong terapresiasi 0,08 persen.

Data dari China menunjukkan indeks harga konsumen (CPI) turun signifikan sebesar 0,6 persen pada November, menekan inflasi tahunan menjadi hanya 0,2 persen.

Angka ini menyoroti soal kebutuhan akan stimulus kebijakan yang lebih signifikan.

Pekan ini, Konferensi Kerja Ekonomi Pusat di Beijing dijadwalkan berlangsung, dengan agenda menetapkan arah ekonomi China untuk 2025. Namun, pasar tidak yakin apakah kebijakan baru akan diumumkan.

Indeks MSCI saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,2 persen.

Saham Korea Selatan (KOSPI) melemah 1,92 persen meski otoritas berjanji mengupayakan stabilisasi pasar keuangan di tengah ketidakpastian nasib Presiden Yoon Suk Yeol.

ASX 200 Australia juga terkoreksi, yakni sebesar 0,16 persen dan STI Index Singapura melemah 0,23 persen.

Di sisi lain, situasi politik memanas di Prancis dan Korea Selatan, ditambah dengan runtuhnya rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang semakin mempersulit situasi di Timur Tengah.

Meski begitu, sentimen pasar tetap optimis setelah data ketenagakerjaan AS untuk November menunjukkan pemulihan cukup baik untuk meredakan kekhawatiran perlambatan ekonomi, tanpa menghalangi potensi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pekan depan.

Data inflasi konsumen AS yang akan dirilis Rabu diperkirakan menunjukkan inflasi inti bertahan di 3,3 persen pada November, yang tidak akan menjadi hambatan untuk pelonggaran kebijakan.

"Data yang masuk mendukung proyeksi kami bahwa pertumbuhan global akan meningkat pada akhir tahun, meski kawasan Euro melemah dan tekanan politik meningkat," ujar Kepala Riset Ekonomi JPMorgan Bruce Kasman.

"Kami memperkirakan suku bunga kebijakan di Kanada, kawasan Euro, dan Swedia akan turun ke 2 persen atau lebih rendah dalam setahun ke depan, sementara suku bunga AS dan Inggris stabil di sekitar 4 persen," katanya.

"Pertemuan bulan ini diperkirakan mengarah ke arah tersebut."

Futures menunjukkan peluang sebesar 85 persen untuk pemangkasan suku bunga seperempat poin pada pertemuan The Fed 17-18 Desember, naik dari 68 persen sebelum data ketenagakerjaan, dengan tiga pemangkasan lagi diproyeksikan di 2025.

Outlook ini, bersama reli saham teknologi, meningkatkan nilai pasar Nasdaq lebih dari USD 1 triliun pekan lalu. Pada Senin pagi, futures S&P 500 dan Nasdaq tidak banyak berubah. (Aldo Fernando)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |