Wamentan Bakal Cek Produksi Kelapa Imbas Harga Melambung Tinggi

4 hours ago 3

Jakarta -

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono akan mengecek produksi kelapa bulat karena harganya yang melambung tinggi. Harga kelapa sempat mencapai Rp 25.000/butir.

Sudaryono mengatakan pihaknya harus mengecek produksi kelapa untuk memastikan harga yang melambung tinggi ini dipengaruhi dari ketersediaan stok atau bukan. Sudaryono menilai, pohon kelapa yang sudah berusia tua memang berpengaruh pada produksi.

"Saya harus cek ya dari sisi produksi. Kalau (pohon) kelapanya sudah tua kan produksi mungkin saja (berpengaruh)," kata Sudaryono di Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Selasa (22/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sudaryono menjelaskan, Kementan fokus pada bibit dan peremajaan pohon kelapa. Menurut dia, kelapa termasuk komoditas perkebunan yang mempunyai permintaan tinggi. Untuk itu, pihaknya terus menggenjot dari sisi produksi.

"Yang jelas fokus kami adalah di bibit dan menanam kelapa dan kelapanya tumbuh tinggi. Kalau memang demand-nya tinggi, kita harus tanam lebih banyak kalau itu, tanggung jawab kami di pertanian itu. Ini peremajaan kelapa menjadi salah satu program yang prioritas di Kementan," terang Sudaryono.

Sebelumnya, pantauan detikcom pada Jumat, (11/4) lalu, harga kelapa bulat atau parut melonjak signifikan. Salah seorang penjual kelapa parut di Pasar Rawa Bebek, Usin, mengatakan harga satu butir kelapa bisa mencapai Rp 25.000.

Padahal saat kondisi normal, kelapa parut dijual dengan harga Rp 10.000-15.000 per butir. Artinya, untuk kelapa ukuran kecil, harga mengalami kenaikan dua kali lipat.

"Sekarang Rp 20.000-25.000, tergantung ukurannya, kalau yang kecil ya Rp 20.000, kalau yang gede Rp 25.000. Kalau lagi normal yang gede paling Rp 15.000, yang kecil Rp 10.000," kata Usin saat ditemui detikcom di lokasi, Jumat (11/4/2025).

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menerangkan salah satu penyebab harga kelapa melambung tinggi karena permintaan ekspor yang tinggi. Pihaknya tengah berupaya untuk mempercepat tanam sehingga produksi kelapa dalam negeri meningkat.

"Kita ingin baru mau tanam lagi. Kita percepat tanam, kita rehat, dan seterusnya. Sudah diperintahkan bapak presiden. Kita rencana memproduksi lagi karena demand-nya meningkat," terang Amran saat ditemui di kantornya, Jakarta Selatan, Kamis (17/4/2025).

(rea/ara)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |