Jakarta -
Bea Cukai Sampit dan Kementerian Keuangan Satu Sampit (KPP Pratama Sampit dan KPPN Tipe A2 Sampit) mengantarkan ekspor perdana mandiri satu kontainer buah kelapa milik UMKM Kotawaringin Timur ke Yangpu, Tiongkok pada Rabu (21/05) di Dermaga MTP 03 Pelabuhan III Bagendang, Kotawaringin Timur.
Kepala Kantor Bea Cukai Sampit, Agus Dwi Setia Kuncoro mengatakan kegiatan ekspor ini membawa kebaikan dan peningkatan kesejahteraan bagi petani kelapa. Kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi pelaku usaha lainnya untuk mengembangkan pasarnya ke luar negeri.
"Kegiatan ekspor perdana ini diharapkan menjadi langkah awal bagi UMKM Kotawaringin Timur untuk dapat mengembangkan usahanya menjadi skala yang lebih besar. Tentunya hal ini akan berdampak positif bagi perekonomian nasional, khususnya bagi Kabupaten Kotawaringin Timur," kata Agus Dwi dalam keterangan tertulis, Minggu (25/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus Dwi menyebut sinergi dan kolaborasi lintas sektor turut memainkan peran penting dalam mewujudkan ekspor ini mulai dari pendampingan proses perizinan, pemenuhan standar kualitas internasional, ketersediaan rantai pasok, hingga proses pengapalan dan pengiriman barang ekspor ke negara tujuan.
"Dengan demikian, sinergi dan kolaborasi lintas sektor ini akan meningkatkan dan memajukan UMKM kita untuk perekonomian nasional melalui ekspor," tambahnya.
Sinergi lintas sektor ini pun terwujud melalui rapat koordinasi lintas sektoral dalam rangka peningkatan ekspor dari Kabupaten Kotawaringin Timur yang dilaksanakan sebelum pelepasan ekspor dan difasilitasi oleh pihak Pelindo Cabang Sampit. Hadir dalam rapat tersebut Bea Cukai Sampit bersama Kementerian Keuangan Satu Sampit, pihak eksportir dan para stakeholder.
Agus Dwi mengungkapkan isu utama yang dibahas ialah ketersediaan kelapa di dalam negeri untuk menjaga rantai pasok dan berkelanjutannya ekspor kelapa dari Sampit. Ia mengingatkan bahwa ketersediaan kelapa di dalam negeri harus terjaga agar para pelaku usaha yang bahan bakunya dari kelapa tetap dapat memperoleh kelapa dengan harga yang terjangkau.
"Jawaban dari tantangan pun dirumuskan dalam rapat tersebut, yakni upaya kolaborasi dan sinergi dalam menjaga rantai pasok ketersediaan komoditas kelapa melalui inovasi di bidang pertanian, pengamanan suplai dari daerah lain dan bantuan untuk peremajaan pohon kelapa agar pohon-pohon yang sudah tua dapat digantikan dengan bibit baru yang nantinya menjaga keberlanjutan pasokan kelapa oleh para petani," jelas Agus Dwi.
(aid/rrd)