Saham Garuda Terbang di Tengah Kabar Suntikan Danantara, Analis Bilang Gini

5 hours ago 2

Jakarta -

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menguat di perdagangan pasar modal. Kenaikan harga saham Garuda terjadi seiring kabar suntikan dana yang tengah dikaji Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).

Mengutip data RTI Business, saham Garuda terbang 10% ke harga Rp 55 per lembar saham pada penutupan perdagangan Jumat (25/5/2025). Saham emiten maskapai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini bergerak di zona hijau sepekan terakhir dengan mencatat kenaikan sebesar 52,78%..

Adapun volume saham yang ditransaksikan mencapai 101,73 juta dengan nilai transaksi sebesar Rp 5,60 miliar dan frekuensi saham yang diperdagangkan sebesar 549 kali. Namun begitu, saham Garuda mencatat jual bersih atau net sell asing sebesar Rp 50,18 sepanjang tahun 2025.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski terpantau menguat, pergerakan harga saham Garuda disebut hanya bersifat sementara. Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta Utama bahkan menyebut saham Garuda sulit dijual di pasar modal atau tidak likuid.

"(Saham) GIAA tidak likuid," kata Nafan saat dihubungi detikcom, Minggu (25/5/2025).

Di sisi lain, Nafan menilai kabar suntikan dana dari BPI Danantara sudah menjadi peran lembaga tersebut sebagai penyedia likuiditas bagi emiten-emiten BUMN. Selain itu, Garuda juga masih mencatat kinerja keuangan yang negatif, di mana masih membukukan rugi bersih di kuartal I 2025.

Nafan menilai, Garuda perlu melakukan efisiensi bisnis. Di sisi lain, Garuda juga disebut perlu meningkatkan kinerja bottom line sehingga mampu menghasilkan laba di kinerja keuangannya di kuartal selanjutnya.

"Tantangan Garuda itu bagaimana bisa meningkatkan kinerja bottom line-nya menjadi laba, yaitu dibutuhkan efisiensi. Dan ini juga masih butuh proses ya, investor juga perlu melihat bagaimana kinerja di kuartal-kuartal selanjutnya," tutupnya.

Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani menyampaikan, perseroan masih berkoordinasi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan terkait ihwal suntikan dana dari BPI Danantara. Sementara untuk aksi korporasi, ia menyebut menjadi kewenangan para pemegang saham GIAA.

Tsani menjelaskan, Garuda saat ini tetap fokus untuk memastikan Perusahaan berjalan on the track sesuai dengan strategi kinerja perseroan. Ia menambahkan, intervensi BPI Danantara sebagai inject liquidity sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah.

"Dapat kami sampaikan bahwa pada prinsipnya pertimbangan, kebijakan dan strategi atas aksi korporasi tersebut sepenuhnya merupakan kewenangan Pemegang Saham serta para pemangku kepentingan terkait," ujar Tsani dikutip dari Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (25/5/2025).

Kinerja Negatif Keuangan Garuda

Berdasarkan laporan keuangan Garuda, perseroan masih mencatat rugi bersih sebesar US$ 76 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun (asumsi kurs Rp 16.363) di kuartal I 2025. Namun, Garuda mencatat kenaikan pendapatan dari segmen penerbangan tidak terjadwal sebesar US$ 37 juta di kuartal I 2025.

Sementara untuk pendapatan dari segmen penerbangan berjadwal, Garuda mencatat kenaikan tipis dari US$ 599 juta menjadi US$ 603 juta di kuartal I 2025. Selain itu, segmen pemeliharaan atau maintenance pesawat tercatat sebesar US$ 95,36 juta.

Pendapatan dari operasional lainnya tercatat sebesar US$ 93,7 juta. Sedangkan untuk ekuitas Garuda tercatat minus Rp 23,2 triliun dengan liabilitas atau utang perseroan sebesar Rp 62,5 triliun di kuartal I 2025.

(kil/kil)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |