Tangerang -
PetroChina International Jabung Ltd. menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam proses pengeboran minyak dan gas. Dengan AI, Kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) Migas itu dapat mengurangi resiko, menghemat waktu pengeboran, hingga menghemat biaya pengeboran yang cukup signifikan.
Senior Drilling Engineering Superintendent PetroChina International Jabung, Weka Janitra Calosa, menerangkan bahwa menggunakan AI driling, operasi pengeboran dapat berjalan lebih aman dan efisien dimana AI akan memberikan peringatan jika ada potensi permasalahan pengeboran, sehingga potensi masalah seperti stuck pipe (pipa terjepit dan tidak bisa memutar) dapat dimitigasi lebih awal.
"Kita dapat mempercepat sekitar 8%-40% kecepatan rate of penetration dari pengeboran dengan AI ini jika dibandingkan sebelumnya. Jadi, tiap tahun itu kita pengeboran itu sekitar antara 9-11 sumur. Nah, di tahun ini, kita sudah memulai pengeboran di 4 sumur dengan menggunakan teknologi AI," kata dia dalam IPA Convex 2025, di ICE BSD, Tangerang, ditulis Minggu (25/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari 4 sumur yang sudah menggunakan Teknologi AI ini, penghematan yang diberikan terhitung sekitar US$89 ribu per sumur. "Artinya ada penghematan yang cukup bagus dalam proses pengeboran kita", terangnya.
"Juga selain penghematan tadi, ada nilai risiko yang dihilangkan dimana itu tidak bisa dihitung dengan uang, jadi sebetulnya AI yang kita gunakan itu tugas utamanya membantu mengurangi risiko permasalahan sumur seperti stuck pipe, sambil kita juga bisa ngebor lebih cepat. Kalau kita stuck pipe itu biayanya bisa membengkak sekitar US$ 1,5- US$ 6 juta. Yang mana sudah seperti harga sumurnya. Jadi harus dihindari, dan sekarang kita terbantu dengan AI ini " terangnya.
PetroChina telah melakukan riset AI driling sejak dua tahun lalu. Setelah diyakini dapat digunakan, pada akhir tahun 2024, PetroChina mulai menggunakan AI dalam proses drilingnya.
Baca terus informasi terbaru terkait IPA Convex 2025 didtk.id/ipaconvex2025.
(ada/rrd)