Jakarta -
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menggelar pertemuan dengan pengusaha ritel seperti Walmart, Home Depot, Lowe's, dan Target di pertemuan Gedung Putih. Pertemuan itu membahas penerapan tarif resiprokal yang kemungkinan akan membuat biaya produk impor naik.
Dilansir dari Reuters, Selasa (22/4/2025), jaringan ritel besar besar AS, seperti Walmart dan Target, sangat bergantung pada barang impor. Tarif 145% terhadap China, diperkirakan akan menambah beban buat warga AS yang kini juga telah terbebani oleh inflasi yang berkepanjangan.
"Kami mengadakan pertemuan dengan Presiden Trump dan timnya dan menghargai kesempatan untuk berbagi wawasan kami," kata juru bicara Walmart dalam sebuah pernyataan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walmart sebelumnya mengatakan bahwa CEO-nya, Doug McMillon, akan hadir. Ini menandai pertemuan pertama McMillon dengan Trump.
Juru bicara Home Depot menggambarkan pertemuan antara para peritel dan Trump sebagai agenda yang informatif dan konstruktif. Perwakilan Target juga mengkonfirmasi kehadiran CEO-nya, Brian Cornell di pertemuan itu untuk membahas perdagangan. ke depan. Sedangkan Lowe's tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Kebijakan tarif Trump yang tidak menentu telah menimbulkan dampak di berbagai industri dan mengguncang pasar saham AS selama berminggu-minggu.
Baru-baru ini Trump juga mengungkapkan kemarahannya atas pernyataan dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell, yang pada minggu lalu bilang bahwa ekonomi berisiko akibat pertumbuhan yang lebih rendah dan inflasi yang lebih tinggi.
Pasar AS mengalami aksi jual pada hari Senin, sementara obligasi Treasury 10 tahun dan dolar AS juga mengalami tekanan. Trump mengumumkan kebijakan tarif baru pada puluhan negara di tanggal 2 April, sebelum menghentikan sementara tarif tersebut selama 90 hari, kecuali terhadap China.
Sementara itu, berdasarkan laporan perusahaan, lebih dari separuh impor Walmart dan Target berasal dari China. Sementara Home Depot dan Lowe's juga mengimpor dari negara itu.
Analis khawatir bahwa peritel akan mengalami pukulan besar pada margin keuntungan mereka sebagai akibat dari tarif.
Saham Walmart naik kurang dari 2% pada tahun 2025, sementara yang lainnya membukukan kerugian dua digit. Target terkena dampak paling parah, turun 32% sepanjang tahun ini.
(shc/kil)