Jakarta -
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak ke zona merah pada pembukaan perdagangan hari ini. Setelah nilainya sempat hijau, nilai IHSG turun ke level Rp 6.300-an.
Dikutip dari data RTI, Kamis (17/4/2025) IHSG dibuka pada posisi 6.407,02. Lalu sempat naik, sebelum akhirnya sekitar pukul 09.10 turun 7,69 poin atau 0,12% ke posisi 6.392,36.
Pada perdagangan pagi ini, IHSG sempat mencapai level tertinggi di posisi 6.421,32. Nilainya juga sempat mencapai level terendah di posisi 6.384,28.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Volume transaksi tercatat 1,42 miliar dengan turnover Rp 938,22 miliar. Frekuensi transaksi tercatat 131.729 kali. Ada 186 saham yang menguat dan 197 saham yang melemah, serta 202 saham stagnan.
Dalam sepekan terakhir IHSG tercatat mengalami penguatan 2,22%, lalu dalam satu bulan terakhir pergerakannya turun 2,34%. Sedangkan tiga bulanan terakhir nilainya melemah 10,76%.
Selanjutnya pergerakan IHSG dalam 6 bulan terakhir tercatat melemah 17,46%. Kemudian secara year-to-date (YTD) melemah 9,71%, dan dalam setahun melemah 11,79%.
Sebagai informasi, pada perdagangan kemarin, Rabu (16/4/2025) IHSG ditutup turun -0,65% atau -41,62 poin ke level 6.400. Riset Financial Expert Ajaib Sekuritas memproyeksikan, IHSG hari ini akan bergerak melemah dalam range 6.322-6.450.
Sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, dari dalam negeri, penurunan IHSG senada dengan pergerakan bursa di kawasan Asia Pasifik (16/4/2025). Investor asing tercatat lanjutkan outflow di pasar ekuitas senilai Rp 8,21 triliun (all market) (16/4/2025).
"Di sisi lain, di tengah penurunan harga komoditas mineral dan batubara (minerba) global, pemerintah menerbitkan peraturan baru terkait penyesuaian skema royalti minerba yang akan berlaku mulai 26 April 2025, kata Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, dikutip dari keterangan tertulis.
Ini dimuat dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2025 untuk sektor batu bara dengan pemegang IUPK dan PP Nomor 19 Tahun 2025 untuk sektor mineral, seperti nikel, emas, perak, besi, timah, dan tembaga.
Segmen batu bara dikenakan tarif berdasarkan kalori dan harga batu bara acuan (HBA). Sementara, tarif royalti segmen mineral akan berlaku progresif sesuai grade dan Harga Mineral Acuan (HMA).
Dari Mancanegara, Bursa Wall Street terkoreksi yang dipimpin oleh sektor teknologi. Saham NVDA turun -6,87% ke level USD104,49 membebani pergerakan indeks NASDAQ, setelah NVDA menyatakan potensi kerugian USD5,5 miliar pada 1Q25 akibat pembatasan ekspor chip H20 AI ke China.
Selain itu, pelaku pasar juga mencermati sinyal pernyataan Jerome Powell kemarin (16/4/2025) bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga "higher for longer" akibat ketidakpastian tarif presiden Trump.
Tensi perang tarif masih tinggi, White House kembali menaikkan tarif impor untuk China sebesar 245%, setelah kenaikan terakhir sebesar 145% (16/4/2025). Di sisi lain, China melaporkan pertumbuhan ekonomi (PDB) secara tahunan pada 1Q25 sebesar 5,4% atau sama dengan pertumbuhan kuartal sebelumnya, namun lebih tinggi dari proyeksi konsensus sebesar 5,1%.
(kil/kil)