Tak Ada Impor Beras, Setoran Bea Masuk Turun 5,8%

20 hours ago 3

Jakarta -

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan telah mengumpulkan penerimaan kepabeanan dan cukai sebesar Rp 77,5 triliun hingga Maret 2025. Realisasi itu setara dengan 25,7% dari target dan tumbuh 9,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani mengatakan pertumbuhan itu didorong oleh penerimaan bea keluar yang tumbuh signifikan yakni 110,6% yoy atau mencapai Rp 8,8 triliun. Sementara itu, bea masuk terkumpul Rp 11,3 triliun atau terkoreksi 5,8% di mana salah satunya karena tidak ada bea masuk dari komoditas beras yang di awal tahun tidak ada impor.

"Kalau kita lihat sumber negatifnya pertumbuhan penerimaan bea masuk, pertama tidak ada quota impor lagi untuk beras kepada Bulog. 2024 Bulog masih impor, tapi 2025 quota itu tidak diberikan lagi sehingga dari sisi kepabeanan tidak ada bea masuk dari kegiatan tidak melakukan importasi baru di 2025," kata Askolani dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (7/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, penyebab menurunnya bea masuk dikarenakan tidak adanya pemasukan dari komoditas kendaraan bermotor khususnya kendaraan listrik (electric vehicle/EV). "Di mana kebijakan dari pemerintah untuk yang EV ini mendapatkan insentif bea masuk sehingga kemudian tarifnya Rp 0," jelas Askolani.

Sementara itu, peningkatan penerimaan bea keluar disumbang dari produk sawit karena adanya kenaikan harga CPO dan kebijakan ekspor tembaga kembali diberlakukan sejak Maret 2025.

"Dengan kedua sumber utama dari bea keluar ini, totalnya Rp 8,7 triliun dan ini lebih tinggi dibandingkan Q1 2024 yang mencapai Rp 4,17 triliun," beber Askolani.

Kemudian penerimaan cukai sampai Maret 2025 tumbuh 5,3% atau terkumpul Rp 57,4 triliun. Hal itu utamanya disumbang oleh cukai hasil tembakau sebesar Rp 55,7 triliun atau tumbuh 5,6%.

"Sepanjang 2025 produksi turun sekitar 4,2%. Penurunan produksi rokok ini utamanya disebabkan dari golongan I yang turun 10% lebih, sedangkan untuk golongan II dan III 1% dan 7,4% masih mengalami kenaikan," jelas Askolani.

Simak juga Video Zulhas Sebut Telah Serap 1,5 Juta Ton Beras: Bisa Tak Impor Sampai Tahun Depan

(kil/kil)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |