Sejak Kapan Uang Dijadikan Sebagai Alat Tukar? Intip Sejarah Koin dan Uang Kertas Pertama

IDXChannel—Sejak kapan uang dijadikan sebagai alat tukar? Manusia mulai menggunakan uang sebagai alat tukar sejak 2150 SM, peradaban yang pertama kali menggunakan uang sebagai alat pembayaran adalah mesopotamia. 

Namun pada masanya, sebelum akhirnya menggunakan uang berupa uang kartal dan koin, manusia menggunakan uang komoditas (commodity money). Yakni benda yang memiliki nilai dan bernilai untuk digunakan sebagai uang. 

Contoh uang komoditas yang pernah digunakan adalah kerang, benda ini digunakan di peradaban China, India, dan Afrika kuno. Melansir Britannica (27/4), kerang pertama kali digunakan sebagai uang pada 1200 SM. 

Menurut buku ‘History Begins at Sumer’ karangan Samuel Noah Kramer, Mesopotamia adalah peradaban pertama di dunia yang mengembangkan perekonomian skala besar berdasarkan uang komoditas. 

Pada masanya, peradaban mesopotamia menggunakan shekel, yakni koin terbuat dari perak. Nilai shekel dibuat setara dengan berat komoditas jelai (barley). Peradaban babilonia dan negara-negara tetangga mesopotamia kemudian merancang sistem ekonomi terkait utang piutang. 

Sejak Kapan Uang Dijadikan Sebagai Alat Tukar, Sejarah Penggunaan Uang

Koin Pertama 

Uang koin pertama kali muncul di India, China, dan kota-kota di sekitar Laut Aegean pada abad ke-7 SM. Koin Aegea dicap dengan simbol tertentu, sementara koin di India di bentuk dari logam yang ditempa, dan koin China dibuat dengan perunggu berlubang di tengah.

Koin Aegea adalah koin uang pertama yang memiliki cap sebagai penanda otoritas di suatu wilayah. Pada periode yang sama, kota Lydia (Turki) juga mulai memproduksi koin dari perak dan emas dalam skala besar. 

Penggunaan koin yang terbuat dari logam sebagai uang mulai diadaptasi kerajaan-kerjaan lain di Eropa, khususnya setelah kekaisaran Roma. 

Uang Kertas sebagai Alat Tukar

Uang kertas pertama dibuat oleh China, tepatnya pada masa Dinasti Song di abad ke-11. Namun pengembangan uang kertas ini sudah berlangsung sejak abad ke-7, saat itu para pedagang ingin menghindari membawa uang logam yang berat dalam perdagangan besar. 

Secara bersamaan, Dinasti Song kehabisan perunggu untuk membuat koin baru. Akhirnya, kerajaan menggunakan sejenis surat bernama jiaozi yang berfungsi seperti alat penukaran. Pemegang kertas ini dapat menukarnya dengan barang berharga. 

Menurut catatan para pejalan ternama seperti Marco Polo dan William of Rubruck, pada abad ke-13, penggunaan uang kertas mulai berlaku di Eropa. Namun saat itu, uang kertas masih berupa promissory notes seperti jiaozi. 

Pada abad-abad berikutnya, sistem penukaran menggunakan notes ini mulai berkembang dan diadaptasi secara luas. Namun dengan sistem bill of exchange, atau wesel. Wesel diterbitkan oleh pembeli dengan penjamin (guarantor) yang kredibel. 

Penjual dapat menyerahkan wesel ini ke bankir para pedagang dan menukarnya dengan uang sebelum masa kedaluwarsa. Penggunaan wesel sebagai alat pembayaran berlangsung hingga awal abad ke-19 sebelum akhirnya cek, kredit, dan uang kertas (bank notes) berlaku. 

Saat itu, wesel digunakan dengan pertimbangan keamanan. Karena para pedagang merasa tidak aman membawa uang koin dalam jumlah besar saat perjalanan jauh selama ekspedisi dagangnya berlangsung. 

Namun menurut buku ‘Islam, The Mediterranean and The Rise of Capitalism’ karangan Jairus Banaji, pada abad ke-7 hingga ke-12, peradaban Islam era keemasan telah menciptakan sistem moneter yang lebih maju. 

Pada masa itu, di wilayah mediterania mata uang bernilai tinggi dan stabil sudah beredar dan digunakan sebagai alat pembayaran dan alat tukar. Setelahnya, penggunaan uang sebagai alat pembayaran berkembang di wilayah-wilayah lain.

Itulah ulasan singkat tentang sejak kapan uang dijadikan sebagai alat tukar. 

(Nadya Kurnia)